Protein Asing dalam ASI
Terkadang, protein yang terkandung dalam makanan ibu mungkin muncul dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi. Yang paling umum di antaranya adalah protein susu sapi. Protein lain juga bisa ikut terkandung dalam ASI. Kenyataan bahwa protein dan zat lain muncul dalam ASI tidak selalu merupakan hal yang buruk. Justru kebalikannya, karena membantu menurunkan pengaruh protein tersebut terhadap bayi Anda. Tanyakan tentang ini jika Anda memiliki pertanyaan.
Oleh karena itu, dalam mengatasi kolik pada bayi ASI, salah satu langkah yang harus dilakukan oleh ibu adalah berhenti mengkonsumsi produk susu atau makanan lainnya, tetapi hanya satu jenis makanan pada satu waktu. Produk susu termasuk susu, keju, yoghurt, es krim dan apa saja yang mungkin mengandung susu, seperti bumbu salad dengan protein whey atau kasein. Periksa label pada makanan siap saji untuk melihat apakah mengandung susu atau padatan susu. Ketika protein susu telah diubah (didenaturasi), seperti dalam memasak misalnya, harusnya tidak ada masalah. Carilah informasi lebih lanjut jika Anda memiliki pertanyaan.
Jika menghilangkan makanan tertentu dari yang dikonsumsi ibu tidak berpengaruh, ibu dapat mengkonsumsi enzim pankreas (misalnya, Cotazyme, Pancrease 4), dimulai dengan 1 kapsul setiap kali makan, untuk memecah protein di dalam usus sehingga tidak bisa diserap ke dalam tubuhnya sebagai protein yang utuh dan muncul di dalam ASI. Tentu saja, kemungkinan Anda tidak mampu menghasilkan cukup enzim bagi diri Anda sendiri oleh pankreas sangatlah rendah (kecuali jika Anda memiliki cystic fibrosis, misalnya), tetapi telah terbukti bahwa protein utuh dapat diserap ke dalam tubuh ibu menyusui dan ke dalam ASInya dan dengan menambahkan enzim dapat menurunkan jumlah protein utuh memasuki tubuh Anda dan masuk ke ASI.
Harap perhatikan: Intoleransi terhadap protein susu tidak ada hubungannya dengan intoleransi laktosa, ini adalah hal yang sama sekali berbeda. Juga, seorang ibu yang intoleran laktosa sebaiknya tetap menyusui bayinya.
Metode yang disarankan:
1. Hilangkan semua produk susu untuk 7-10 hari.
2. Jika tidak ada perubahan pada bayi, ibu bisa memperkenalkan kembali produk-produk susu.
3. Jika ada perubahan yang lebih baik, secara perlahan-lahan Anda dapat memperkenalkan produk susu ke dalam makanan atau minuman Anda. (Tidak perlu minum susu untuk menghasilkan susu, misalnya, jadi jika Anda tidak minum susu secara rutin, jangan minum susu saat Anda sedang menyusui).Beberapa bayi sama sekali tidak bisa mentolerir produk susu dalam makanan ibu. Kebanyakanmentolerir beberapa. Anda akan mempelajari berapa jumlah produk susu yang dapat Anda konsumsi tanpa menyebabkan reaksi apapun pada bayi.
4. Jika Anda khawatir tentang asupan kalsium Anda, kalsium dapat diperoleh tanpa mengkonsumsi produk susu. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Tapi, 7-10 hari tanpa mengkonsumsi produk susu tidak akan menyebabkan Anda mengalami masalah gizi. Bahkan, bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat melindungi wanita terhadap osteoporosis meski pun dia tidak mengkonsumsi kalsium tambahan, dan bayi akan mendapatkan semua yang ia butuhkan.
5. Hati-hati untuk menghilangkan terlalu banyak makanan dari menu Anda sekaligus. Semua orang mengenal seseorang yang bayinya menjadi lebih tenang setelah ibunya menghentikan konsumsi brokoli, daging sapi, pisang, roti, dll. Anda mungkin akan mendapati diri Anda hanya makan nasi putih saja. Menu kita terlalu rumit untuk dapat dengan yakin memastikan, jika memang ada, yang mempengaruhi bayi.
Satu informasi lagi. Beberapa bayi lapar walaupun pertambahan berat badan mereka sangat baik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab. Beberapa telah disebutkan sebelumnya dalam lembar informasi ini. Satu lagi sebab bayi lapar walaupun berat badan naik dengan baik adalah karena Anda membatasi pemberian ASI; misalnya, Anda menyusui bayi Anda 10 atau 20 menit tiap sisi. Jika Anda memiliki banyak ASI, berat badan bayi mungkin akan tetap naik dengan baik dan masih merasa lapar. Jadi jangan membatasi lamanya menyusui.
Bersabarlah, bagaimanapun juga biasanya masalah ini akan selesai.
Susu formula bukan jawabannya, tetapi, karena aliran yang lebih teratur, beberapa bayi menjadi lebih baik. Tetapi, susu formula bukanlah ASI dan menyusui lebih dari sekedar ASI. Kenyataannya, bayi juga akan menjadi lebih baik jika diberi ASI dari botol karena aliran yang teratur. Bahkan jika tidak ada yang berhasil, waktu biasanya akan membantu. Hari demi hari, malam demi malam mungkin tampaknya terasa panjang, tapi minggu demi minggu pasti akan terlewati.
Written and revised (under other names) by Jack Newman, MD, FRCPC, 1995-2005
Revised by Jack Newman MD, FRCPC and Edith Kernerman, IBCLC, 2008, 2009
Taken from: http://nbci.ca/index.php?option=com_content&view=article&id=361:colic-in-the-breastfed-baby-indo&catid=29:information-indonesian&Itemid=67
Dok. AIMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar