By Aimi and 3 others
Salah satu pertanyaan yang kerapkali dilontarkan Ibu-ibu menyusui adalah
makanan apa yang perlu dihindari selama menyusui? Jawabannya adalah TIDAK ADA makanan yang wajib dihindari Ibu hanya karena ia menyusui. Ibu dapat
mengkonsumsi berbagai jenis makanan atau minuman dalam jumlah yang wajar.
Namun, ibu harus selalu mencermati reaksi dari si bayi, terutama jika dalam keluarga terdapat riwayat alergi. Ibu dapat saja menghindari makanan pemicu alergi seperti kacang-kacangan, seafood, atau produk dari susu, namun sekali lagi hal ini berbeda reaksinya untuk setiap anak. Yang penting, ibu menyusu harus makan mengikuti aturan pola makan bergizi seimbang agar kondisi tubuh tetap sehat selama menyusui dan agar tubuh ibu tidak tekor nutrisi.
Makanan Pedas
Di kultur kita kebiasaan makan pedas tidak bisa dihilangkan. Biasanya
kala menyusui Ibu-ibu mengurangi atau menghilangkan kebiasaan ini karena
khawatir bayi mereka akan rewel, sering kentut atau problem-problem lain akibat
‘rasa’ dan kualitas ASI yang berubah. Anggapan ini ternyata tidak memiliki
bukti yang kuat. Tentang pengaruh cabai kepada ASI, rasa pedas dalam cabai timbul karena senyawa Capsaicin pada cabai membuat sensasi panas dan pedas di lidah karena kulit lidah sangat sensitif. Makanan pedas akan mengalami penyerapan dalam tubuh ibu dan zat-zat makanannya baru digunakan untuk memproduksi ASI. Walau ada ahli mengatakankalau Senyawa Capsaicin bisa terkandung di dalam ASI, tapi tidak bisa membuat bayi merasakan pedas. Tetapi memang ada beberapa bayi alergi/sensitif ketika senyawa capsaicin ini berpengaruh ke pencernaannya. Jadi dicoba saja makan pedas, jika bayinya tidak apa-apa, berarti tidak apa-apa dan memang rata-rata bayi Indonesia memang tidak apa-apa kalau ibunya makan pedas. Tentu saja, makan pedasnya dalam jumlah yang wajar karena jika terlalu banyak nanti Ibu yang akan diare dan proses menyusui terganggu karena Ibu tidak fit.
Kafein
Berbagai literatur menyusui menyatakan sejumlah tertentu kafein 1-2
cangkir kopi atau sekitar 300 ml gram kafein tidak akan menimbulkan masalah
baik bagi kebanyakan Ibu maupun bayi. Namun perlu diingat bahwa kafein tidak
hanya terkandung dalam kopi. Banyak sumber kafein lain yang patut diperhatikan
Ibu seperti minuman soda atau cola, obat pereda nyeri dan demam, coklat, dan
teh. Asupan kafein yang berlebihan akan membuat bayi terjaga, aktif, mata
terbuka lebar, dan bisa jadi rewel. Kemampuan bayi memetabolisme kafein mulai
terbentuk pada usia 3 hingga 4 bulan. Jadi ada baiknya sebelum usia itu asupan
kafein sangat dibatasi. Jika Ibu curiga bayinya bereaksi terhadap kafein,
baiknya Ibu perlu menghindari segala sumber kafein hingga batas minimum. Jika ingin konsumsi minuman ber-kafein mulai dengan porsi kecil dan perhatikanreaksi bayi.
Makanan Panas atau Dingin
Ibu menyusui boleh makan makanan panas dan dingin. Sensasi panas dan
dingin hanya ada dalam mulut yang memakan. ASI yang ada dalam payudara selalu bersuhu sama, yaitu antara 37-38 derajat Celcius atau sesuai dengan suhu tubuh si ibu.
Makan Ikan
Banyak yang mengatakan bahwa mengkonsumsi ikan bisa membuat ASI menjadi berbau amis Sebenarnyaadalah kandungan zat gizi yang terkandung dalam ikan dan sari laut itu banyak mengandung asam lemak omega 3 yang bermanfaat bagi tubuh,misalkan untuk mengontrol kadar kolesterol darah, mencegah jantung koroner, penyempitan dan pengerasanpembuluh darah. Yang penting, pastikan ikan atau sari laut yang akan kita konsumsi masih dalam keadaan segar, sebab bila kurang segar akan memicu reaksi alergi. Bila anda penggemar ikan mentah masakan Jepang sebaiknya tidak mengkonsumsi dalam jumlah banyak, karena dikhawatirkan daging tersebut masih mengandung bakteri parasit yang akan membahayakan. Jika ibu mengkonsumsi seafood perhatikan bagaimana reaksi bayi, terlebih jika ada riwayat alergi dalam keluarga.
Jamu
Jika ingin konsumsi jamu pastikan jamunya tidak mengganggu produksi ASI. Jika ibu masih harus mengkonsumsi obat dari dokter setelah melahirkan, apstikan jamunya tidak bertentangan dengan pengobatan medis yang sedang dijalankan. Perhatikan juga reaksi bayi karena beberapa bayi sangat sensitif terhadap bahan-bahan tertentu dalam jamu (rempah-rempah).
Apakah Jika Sedang Menyusui Berarti Harus Makan Untuk Dua Orang atau Lebih?
Menyusui bukan berarti harus makan berlipat-lipat karena dianggap makan
untuk ibu dan bayinya. Seorang
ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk dapat
menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu selalu menuruti rasa laparnya. Proses menyusui itu sendiri membantu ibu mengurangi berat badan dan menjadi langsing kembali. Berdiet berlebihan atau menahan lapar akanmengurangi produksi susu si ibu karena menghambatbekerjanya hormone oksitosin. Yang harus diperhatikan
tentang asupan kalori ibu menyusui adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, dalam
arti memenuhi zat-zat gizi penting seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral dan disajikan secara bervariasi.
b. Asupan makanan diperhatikan kualitas gizi
serta nutrisinya, bukan mementingkan kuantitas.
c. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering (misalnya: 3 kali
makan besar, diselingi 2 sampai dengan 3 kali snack).
d. Jika diperlukan, cermati kebutuhan kalori atau
konsultasikan asupan dan menu makanan kepada ahli gizi sehingga kebutukan
kalori ibu pada menyusui tercukupi.
Bila Bayi Sakit, Apakah Bisa Jika Ibu yang Meminum Obatnya Agar Bayi Tidak terlalu Banyak Kena Bahan Kimia?
Ini adalah mitos yang salah. Kalau ibu yang sakit yang diobati si ibu, kalau bayi yang sakit yang diobati bayinya. Obat yang ibu minum akan diproses oleh organ pencernaan ibu dan diserap oleh tubuh ibu. Akhirnya yang sampai ke ASI sangat sangat sedikit dan bisa jadi tidak ada sama sekali. Meskipun demikian ada beberapa kategori obat yang tidak boleh diminum oleh busui karena bisa berpengaruh di ASI atau berbahaya bagi bayi. Lagipula jenis obat dan dosis obat untuk dewasa dan bayi itu berbeda Misalnya, obat batuk untuk anak dengan obat batuk untuk dewasa jelas berbeda. Contoh yang paling sederhana, dosis paracetamol. Untuk dewasa konsumsinya 500 mg sekali minum. Untuk bayi dosis paracetamol harus disesuaikan dengan usia dan berat badan. Kalaupun ada saat dimana bayi harus minum obat yang diberikan oleh dokter, perlu diketahui bahwa dosis obat yang diberikan pada bayi sangat rendah dibandingkan dengan dosis obat orang dewasa. Biasanya obat untuk bayi diberikan dengan perhitungan miligram per berat badan bayi. Bisa dibayangkan bila obat tersebut yang minum ibunya, meskipun ada beberapa jenis obat yang bisa saja terserap dalam ASI namun tentu saja sudah tidak bisa dijadikan sebagai cara pengobatan yang sesuai ketentuan. Maka tak heran bila bayi yang sakit tidak sembuh-sembuh akibat ibu yang mengkonsumsi obat tersebut.
Jadi, keputusan kapan memberi obat kepada bayi juga harus melihat keadaan. Jika tidak perlu minum obat, ya tidak perlu obat. Kalau memang bayi harus minumobat, apalagi yang diresepkan oleh dokter, harus diberikan langsung kepada bayi sesuai dosisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar