Selasa, 01 Oktober 2013

Kolik pada Bayi ASI Part.1

by Ita Lova El-Rasyid and 3 others

Kolik merupakan salah satu misteri alam. Tak seorang pun tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi setiap orang punya pendapat. Dalam situasi tertentu, bayi mulai seringkali menangis sekitar dua sampai tiga minggu setelah lahir. Ini terjadi terutama di malam hari, dan akhirnya berhenti saat bayi berusia sekitar tiga bulan (kadang-kadang lebih). Ketika bayi menangis, ia sulit sekali ditenangkan, meskipun digendong, ditimang atau diajak jalan-jalan, tapi hanya sementara. Bagi yang bayi dapat disebut kolik, penting untuk dipastikan bahwa dia memiliki berat badan baik dan sehat. Namun, bahkan bayi yang memiliki pertambahan berat badan yang baik, kadang-kadang menangis karena dia masih lapar. Lihat di bawah.
 
Penjabaran kolik telah diperluas mencakup hampir semua kerewelan atau tangisan pada bayi, dan ini tidak mengherankan karena kita tidak benar-benar tahu apa itu kolik. Tidak ada pengobatan khusus untuk kolik, meskipun telah banyak obat dan strategi telah dicoba tanpa ada bukti manfaatnya. Tentu saja, semua orang mengenal seseorang yang memiliki bayi yang telah "sembuh" dari kolik oleh pengobatan tertentu. Selain itu, hampir setiap cara/strategi tampaknya berfungsi baik, setidaknya untuk sementara.
 
Menyusui Bayi dengan Kolik
Selain kolik yang mungkin dapat dialami setiap bayi, ada tiga situasi yang diketahui pada bayi ASI yang dapat mengakibatkan kerewelan atau kolik.Sekali lagi, diasumsikan bahwa bayi memiliki pertambahan berat badan yang baik dan sehat.
Menyusu pada kedua payudara di setiap menyusui atau menyusu hanya satu payudara pada setiap menyusui
 
ASI berubah-ubah saat menyusui. Salah satu yang paling umum adalah perubahan jumlah lemak yang terus meningkat saat bayi mengosongkan atau menghisap ASI pada payudara. Jika ibu memindahkan bayi secara otomatis dari satu payudara ke payudara yang lainnya saat menyusui, sebelum si bayi “selesai” menyusu pada payudara sebelumnya, bayi mungkin saja mendapatkan jumlah lemak yang relatif kurang saat menyusu. Hal ini mengakibatkan bayi kurang mendapatkan kalori, sehingga jadi lebih sering menyusu. Jika bayi minum terlalu banyak ASI (untuk menggantikan kalori yang kurang), ia bisa muntah. Karena jumlah lemak yang relatif sedikit akan diserap lambung begitu cepat, perut cepat kosong, dan jumlah gula susu (laktosa) yang cukup banyak akan tiba di usus sekaligus. Enzim yang berfungsi untuk mencerna gula (laktase) tersebut kemungkinan tidak dapat menangani sekian banyak gula susu sehingga bayi mengalami gejala intoleransi laktosa (bayi menangis, buang angin, kembung, BAB hijau dan berair). Hal ini dapat terjadi bahkan saat menyusu. Bayi-bayi ini tidak sedang mengalami intoleransi laktosa. Mereka memiliki masalah dengan laktosa karena kurangnya informasi yang ibu dapat mengenai menyusui. Ini bukan alasan untuk beralih ke susu formula bebas laktosa.
 
Juga sangat penting untuk Anda sadari bahwa bayi tidak selalu sedang menyusu saat ia melakukan gerakan menghisap pada payudara. Ia mungkin saja sedang “mengempeng” tapi tidak sedang minum dan oleh karena itu ia tidak mendapatkan cukup lemak walau dia sedang menghisap payudara.

1. Jangan menentukan jadwal pemberian ASI. Ibu di seluruh dunia sukses menyusui tanpa perlu menentukan waktu. Masalah menyusui sering terjadi di masyarakat dimana semua orang menggunakan jam dan masalah paling sedikit pada masyarakat dimana tidak ada yang menggunakan jam.

2. Ibu harus menyusui bayi pada satu payudara, selama mereka benar-benar mendapatkan ASI dari payudara (lihat video pada nbcionling.org) hingga bayi melepas dengan sendirinya, atau ia tertidur pada payudara karena merasa kenyang atau sedang mengempeng walaupun dengan menekan payudara. Lakukan penekanan pada payudara (lihat lembar informasi Penekanan Payudara/Breast Compression) untuk membuat bayi tetap menyusu dan tidak hanya sekedar menghisap.Ikuti Protokol untuk Mengatur Asupan ASI (protokal dapat ditemukan pada situs berikut videonya di situs nbconling.org untuk membantu penggunaan Protokol). Harap diingat bahwa bayi bisa saja menghisap payudara selama dua jam tapi sebenarnya hanya menyusu beberapa menit saja. Jika begitu maka ASI yang diterima bayi masih berkadar lemak relatif rendah. Ini adalah saat yang tepat untuk menekan payudara. Jika, setelah ”selesai” pada payudara pertama, dan bayi masih lapar, tawarkan payudara berikutnya. Jangan mencegah atau melarang bayi untuk menyusu pada payudara berikutnya jika ia masih lapar.

3. Ini bukanlah saran untuk menyusu hanya pada satu payudara saja setiap menyusui. Anda boleh melakukannya, dan itu baik, tapi tidak semua ibu bisa melakukannya. Anda mungkin merasa hal ini dapat dilakukan pada pagi hari saat ASI Anda lebih banyak (seperti yang dialami kebanyakan ibu) tapi tidak pada malam hari saat ASI Anda lebih sedikit (seperti yang dialami kebanyakan ibu). Jika Anda berkeras untuk menyusui pada satu payudara saja, Anda mungkin akan mendapatkan bayi Anda “kolik” pada malam hari karena sebenarnya ia lapar.

4. Saat menyusui selanjutnya, lakukan pada payudara yang lain dengan proses yang sama.

5. Tubuh Anda akan beradaptasi dengan cepat pada metode baru ini dan payudara Anda tidak akan bengkak atau besar sebelah setelah beberapa saat. Namun perlu diingat bahwa: menyusui pada satu payudara saja setiap kali menyusui, jika Anda dapat melakukannya, dapat mengurangi pasokan ASI, jadi apa yang berhasil dilakukan saat ini (menyusui pada satu payudara setiap kali menyusui) mungkin tidak berhasil dilakukan saat pasokan ASI menurun. Oleh karena itu jangan menyusui bayi pada satu payudara, tapi “selesaikan” satu sisi dan jika bayi masih lapar, tawarkan sisi yang lain. Lihat bagian F.

6. Bukanlah ide yang baik untuk menyusui bayi hanya pada satu sisi, untuk mengikuti aturan. Ya, pastikan bayi "selesai" sisi pertama sebelum menawarkan payudara berikutnyadapat membantu menangani kenaikan berat badan yang kurang atau kolik pada bayi, tetapi aturan dan menyusui tidak berjalan dengan baik. Jika bayi tidak minum, atau benar-benar mendapat ASI, tidak ada gunanya untuk membiarkan bayi menghisap payudara tanpa mendapatkan ASI untuk waktu yang lama. Anda harus "menyelesaikan" satu sisi dan jika bayi ingin lebih, tawarkan payudara yang satu lagi.
 
Bagaimana Anda tahu ketika bayi telah "selesai" menyusu pada sisi pertama? Bayi tidak minum lagi, bahkan dengan penekanan (lihat klip video dan lembar informasi Penekanan Payudara). Ini bukan berarti Anda harus melepaskan bayi dari payudara segera setelah bayi tidak minum sama sekali selama satu atau dua menit (Anda mungkin mendapatkan refleks pengaliran ASI, jadi berikanlah sedikit waktu), tetapi jika jelas bayi tidak minum, lepaskan bayi dari payudara dan jika bayi masih ingin, tawarkan sisi payudara yang lain. Bagaimana Anda tahu bayi minum atau tidak? Lihat klip video pada situs di atas.
 
Jika bayi melepaskan payudara sendiri, apakah itu berarti bahwa bayi telah "selesai" menyusu sisi tersebut?
Belum tentu. Bayi sering melepaskan payudara ketika aliran susu melambat, atau kadang-kadang ketika ibu mendapat refleks pengaliran ASI dan bayi terkejut oleh aliran cepat yang tiba-tiba sehingga ia melepas payudara. Coba lagi di sisi itu jika dia masih ingin, tetapi jika bayi jelas tidak minum bahkan dengan menekan payudara, ganti sisi payudara berikutnya.
Dalam beberapa kasus, mungkin akan membantu untuk menyusui bayi dua kali atau lebih pada satu sisi payudara sebelum beralih ke sisi lain, selama bayi telah melepas payudara tersebut. Menaruh bayi kembali pada payudara yang telah "kosong" dapat menyebabkan bayi rewel atau menarik payudara atau tertidur tetapi tidak kenyang. Masalah ini diperburuk jika bayi tidak melekat dengan baik pada payudara. Pelekatan yang baik adalah kunci untuk mudah menyusui.

Dok. AIMI
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar