Selasa, 01 Oktober 2013

Serba-Serbi Tongue Tie (Tali Lidah Pendek)

by Aimi
Definisi dan Kategori Tongue Tie
 
Istilah  tongue tie atau lidah pendek sebenarnyabukan karena ukuran lidah yang benar-benar pendek, melainkan untuk menggambarkan gangguan frenulum (jaringan ikat yang menghubungkan dasar lidah dengan ujung lidah bagian bawah/tali lidah).
 
Dalam bahasa kedokteran disebut dengan ankyloglossia. Hal ini menyebabkan mobilitas lidah terbatas. Apa batasan mobilitas terbatas? Yaitu jika saat membuka mulut lebar, ujung lidah tidak bisa melampaui gusi bawah bayi. Untuk bisa menyusu dengan efektif maka lidah perlu bisa menjulur sampai melampaui gusi bagian bawah
 
Tongue tie dapat dibagi menjadi 4 tipe:
  tipe 1    : frenulum terikat sampai ujung lidah,
  tipe 2    : frenulum terikat 1-4 mm dibelakangtipe 1,
  tipe 3    : frenulum terikat di tengah lidah dan biasanya kuat dan kurang elastis,
  tipe 4  : frenulum terikat dipangkal lidah, namun tebal dan tidak elastis sehingga mobilitas lidah sangat terbatas.
 
Yang bisa memastikan tongue tie biasanya adalah konselor laktasi berpengalaman, dokter anak, bidan atau konsultan laktasi IBCLC.
 
Akibat yang Ditimbulkan oleh Tongue Tie
 
Tongue tie dapat mempengaruhi beberapa hal terkait menyusui:
  1. Pada saat proses menyusui berlangsung, bayi mengerakkan lidahnya dengan gerakan peristaltik dari depan ke belakang menyentuh palatum atau langit-langit, sehingga ASI keluar ke mulut bayi.
  2. Pada bayi tongue tie, ASI yang didapat sedikit karena pergerakan lidah terbatas. Lidah berperan penting pada proses menyusui. Hal ini berbeda pada bayi tongue tie yang mendapat susu dengan botol dot. Bayi tidak banyak melakukan gerakan lidah pada saat proses menyusui, sehingga proses menyusu tidak terganggu.
 
Gejala yang dapat kita lihat pada bayi diantaranya :
  1. Pelekatan menyusui yang buruk dan cara menghisap pada payudara yang kurang baik, atau terdengar bunyi “klik” pada saat bayi menyusu.
  2. ASI yang diperoleh bayi sedikit.
  3. Kenaikan berat badan bayi lambat, bayi rewel dan sering kolik, dan bayi cenderung lama saat menyusu (bisa lebih dari 1 jam).
  4. Frekuensi menyusu lebih sering, bisa dalam ½ atau kurang dari 1 jam bayi ingin menyusu kembali. Pemeriksaan sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan memasukkan jari ibu ke mulut bayi, dan lihat saat mulut bayi menghisap, apakah lidah bayi melewati gusi/tidak.
 Gejala yang dapat kita temui pada ibu diantaranya:
  1. Puting lecet, nyeri pada payudara.
  2. Produksi ASI sedikit.
  3. Milk blister (terdapat seperti jerawat kecil berwarna putih pada ujung puting).
  4. Mastitis.
  5. Tidak nyaman  setiap kali ingin menyusui.

Jika tidak ditangani, di kemudian hari tongue tie juga bisa mempengaruhi proses makan dimana pada saat makan akan berantakan karena pergerakan lidah yang terbatas. Selain itu, tongue tie juga bisa mempengaruhi proses berbicara dimana terdapat keterlambatan bicara dan kurangnya kebersihanmulut terutama karies gigi.
 
 
Penanganan terhadap Bayi Tongue Tie
 
Untuk memastikan apakah seorang bayi menderita tongue tie, selain dengan mengamati kondisi lidah bayi juga dengan mengamati proses menyusui pada ibu dan bayi. Pada bayi yang mengalami tongue tie, walaupun posisi dan pelekatan menyusui sudah benar kadang proses menyusu tetap bermasalah. Tetapi ada beberapa kategori tongue tie yang dengan perbaikan pelekatan dan posisi menyusui sudah bisa diatasi masalah-masalahnya. Jika posisi dan pelekatan yang benar tidak membantu, maka langkah frenotomi atau insisi harus diambil. Setelah dilakukan frenotomi,mayoritas bayi akan secara spontan memperbaiki gerakan lidah selama menyusu. Biasanya wajah ibu tampak lega setelah frenotomi, karena menyusui jadi tidak sesakit sebelumnya. Proses menyusui menjadi tidak nyeri, puting lecet membaik, bayi menyusu efektif, dan kenaikan berat badan bayi juga bisa membaik pasca frenotomi.
 
Frenotomi adalah prosedur bedah minor yang bisa dilakukan oleh dokter yang berpengalaman di rumah sakit. Prosesnya sangat singkat, hanya berlangsung beberapa menit. Bayi biasanya tidak perlu menginap dan bisa langsung mencoba menyusu setelah prosedur selesai.
 
Video frenetomi/insisi tongue tie bisa dilihat di sini:
 Sumber artikel:
http://kultwit.aimi-asi.org/2011/04/tounge-tied/
http://www.healthcanal.com/pregnancy-childbirth/23126-Monroe-Carell-Childrens-Hospital-Vanderbilt-researchers-find-breastfeeding-problems-can-linked-tied-tongue.html
http://www.kemangmedicalcare.com/kmc-tips/tips-anak/675-tounge-tie-lidah-p
""

Kolik pada Bayi ASI Part 2

 
Reflek Pengaliran yang Berlebihan

Bayi yang mendapat ASI terlalu banyak dengan terlalu cepat, akan menjadi sangat mudah rewel dan mudah marah pada payudara dan dapat dianggap "kolik". Biasanya, kenaikan berat badan bayi sangat baik. Biasanya, juga, bayi mulai menyusu, setelah beberapa detik atau menit, mulai batuk, tersedak atau meronta. Dia mungkin akan melepas payudara, dan sering kali ASI akan menyemprot. Setelah ini, bayi sering kembali ke payudara, tetapi mungkin rewel dan hal yang sama terulang kembali. Dia mungkin tidak senang dengan aliran cepat dan tidak sabar ketika aliran melambat. Ini bisa menjadi saat yang sangat melelahkan untuk semua orang. Pada kesempatan yang langka, bayi bahkan mungkin mulai menolak payudara setelah beberapa minggu, biasanya sekitar usia tiga bulan.

Apa yang dapat Anda lakukan?
 a. Lakukan pelekatan sebaik mungkin. Masalah ini bisa menjadi lebih buruk jika bayi tidak melekat dengan baik pada payudara. Pelekatan yang baik adalah kunci untuk mudah menyusui. Terlepas dari apa itu pelekatan yang baik yang diberitahukan pada Anda, cobalah untuk memperbaikinya terus. Coba bayangkan: jika dagu Anda menempel ke dada saat Anda mencoba untuk minum Anda akan dengan mudah kewalahan oleh aliran yang cepat. Jika Anda ingin minum dengan cepat Anda akan mengangkat kepala Anda ke belakang, dagu ke atas, dan Anda akan mampu menangani aliran yang cepat. Ini adalah posisi kepala bayi yang seharusnya di saat menyusu – dagunya menempel pada payudara Anda, kepalanya dalam posisi sedikit mendongak, hidungnya menjauh dari payudara Anda, dan dagunya menjauh dari dadanya sendiri. Posisi ini akan membantu dia untuk menangani aliran cepat dari reflek pengaliran. Lihat lembar informasiKetika Melekat dan klip video.
B. Jika Anda belum melakukannya, cobalah untuk menyusui bayi satu payudara setiap kali menyusui. Dalam beberapa situasi, menyusui dua atau tiga kali pada satu payudara sebelum berpindah ke payudara yang lain mungkin bisa membantu. Jika Anda mengalami pembengkakan pada payudara yang tidak disusui, perahlah ASI secukupnya hingga ibu merasa nyaman. Ingat, jika bayi ingin menyusu pada payudara yang kedua, ibu harus menawarkannya.
c. Susui bayi sebelum dia kelaparan.Jangan tunda menyusui dengan memberikan air (bayi ASI tidak perlu air bahkan dalam cuaca sangat panas) atau empeng. Bayi yang lapar akan "menyerang" payudara dan dapat menyebabkan reflek ASI mengalir yang sangat aktif. Susui bayi segera setelah dia menunjukkan tanda-tanda lapar. Lebih baik lagi jika Anda menempatkan bayi pada payudara Anda dalam keadaan masih setengah tidur.
d. Jika memungkinkan, susui bayi pada suasana yang tenang dan rileks. Musik yang keras, lampu yang terang tidak kondusif untuk menyusui dengan baik. Bayi yang lebih besar cenderung menjadi sangat terganggu ketika aliran ASI melambat. Gunakan tekanan lembut pada awalnya, dan kemudian lebih kuat sesuai yang diperlukan untuk menjaga kecepatan aliran ASI menjadi konsisten, hal ini seringkalidapat membuat bayi bertahan pada payudara lebih lama, karena dia menyusu lebih baik.
e. Berbaring saat menyusui terkadang bekerja sangat baik. Jika sulit menyusui dengan berbaring menyamping, cobalah berbaring datar, atau setengah datar, pada punggung Anda dengan bayi berbaring di atas Anda untuk menyusu, atau cobalah bersandar di kursi. Gravitasi dapat membantu mengurangi laju aliran asi. Ingatlah bahwa bayi mungkin frustasi pada aliran yang tidak konsisten,sehingga mungkin membantu jika berbaring di awal ketika aliran cepat, dan duduk kembali ketika aliran ASI melambat. Bayi menyukai posisi berbaring, mereka cenderung tidak rewel dengan aliran lambat, tapi cenderung untuk tidur.
f. Bayi mungkin tidak menyukai aliran ASI yang terlalu cepat, tetapi juga menjadi rewel saat aliran ASI terlalu lambat. Jika Anda berpikir bayi rewel karena aliran yang terlalu lambat, melakukan penekanan pada payudara saat menyusui akan dapat membantu untuk menjaga aliran, lihat bagian 'e'. (Lihat lembar informasi Penekanan Payudara/Breast Compression).
 
Jika semuanya belum membantu:
 1. Sesekali memberikan laktase buatan (enzim yang membantu metabolisme laktosa) pada bayi, 2-4 tetes setelah menyusui atau pada saat perpindahan ke payudara berikutnya, jika Anda menyusui keduanya, mungkin dapat mengurangi gejala. Ini dapat dibeli tanpa resep, tapi cukup mahal, dan tidak selalu berhasil. Sulit di pahami bagaimana dapat berhasil, karena enzim akan dipecah di perut bayi tapi terkadang memang terlihat bekerja.
2. Sebuah pelindung atau sambungan puting mungkin membantu, tetapi gunakan ini hanya jika tidak ada hal lain yang dapat membantu dan hanya jika Anda telah memiliki akses untuk bantuan yang baik tanpa perubahan apapun. Ini adalah usaha kedua terakhir. Harap dicatat bahwa sambungan puting jarang sekali manjadi jawaban untuk masalah menyusui apapun dan seringkali justru membuat situasi lebih buruk, tidak lebih baik.
3. Sebagai usaha terakhir, daripada beralih ke susu formula, berikan bayi ASI perah Anda dengan cangkir atau botol jika bayi tidak mau minum dengan cangkir. Menambahkan laktase ke dalam ASIP mungkin dapat membantu juga.
 

Dok. AIMI

Kolik pada Bayi Part.3

Protein Asing dalam ASI
Terkadang, protein yang terkandung dalam makanan ibu mungkin muncul dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi. Yang paling umum di antaranya adalah protein susu sapi. Protein lain juga bisa ikut terkandung dalam ASI. Kenyataan bahwa protein dan zat lain muncul dalam ASI tidak selalu merupakan hal yang buruk. Justru kebalikannya, karena membantu menurunkan pengaruh protein tersebut terhadap bayi Anda. Tanyakan tentang ini jika Anda memiliki pertanyaan.
Oleh karena itu, dalam mengatasi kolik pada bayi ASI, salah satu langkah yang harus dilakukan oleh ibu adalah berhenti mengkonsumsi produk susu atau makanan lainnya, tetapi hanya satu jenis makanan pada satu waktu. Produk susu termasuk susu, keju, yoghurt, es krim dan apa saja yang mungkin mengandung susu, seperti bumbu salad dengan protein whey atau kasein. Periksa label pada makanan siap saji untuk melihat apakah mengandung susu atau padatan susu. Ketika protein susu telah diubah (didenaturasi), seperti dalam memasak misalnya, harusnya tidak ada masalah. Carilah informasi lebih lanjut jika Anda memiliki pertanyaan.
 
Jika menghilangkan makanan tertentu dari yang dikonsumsi ibu tidak berpengaruh, ibu dapat mengkonsumsi enzim pankreas (misalnya, Cotazyme, Pancrease 4), dimulai dengan 1 kapsul setiap kali makan, untuk memecah protein di dalam usus sehingga tidak bisa diserap ke dalam tubuhnya sebagai protein yang utuh dan muncul di dalam ASI. Tentu saja, kemungkinan Anda tidak mampu menghasilkan cukup enzim bagi diri Anda sendiri oleh pankreas sangatlah rendah (kecuali jika Anda memiliki cystic fibrosis, misalnya), tetapi telah terbukti bahwa protein utuh dapat diserap ke dalam tubuh ibu menyusui dan ke dalam ASInya dan dengan menambahkan enzim dapat menurunkan jumlah protein utuh memasuki tubuh Anda dan masuk ke ASI.
 
Harap perhatikan: Intoleransi terhadap protein susu tidak ada hubungannya dengan intoleransi laktosa, ini adalah hal yang sama sekali berbeda. Juga, seorang ibu yang intoleran laktosa sebaiknya tetap menyusui bayinya.
 
Metode yang disarankan:
1. Hilangkan semua produk susu untuk 7-10 hari.
2. Jika tidak ada perubahan pada bayi, ibu bisa memperkenalkan kembali produk-produk susu.
3. Jika ada perubahan yang lebih baik, secara perlahan-lahan Anda dapat memperkenalkan produk susu ke dalam makanan atau minuman Anda. (Tidak perlu minum susu untuk menghasilkan susu, misalnya, jadi jika Anda tidak minum susu secara rutin, jangan minum susu saat Anda sedang menyusui).Beberapa bayi sama sekali tidak bisa mentolerir produk susu dalam makanan ibu. Kebanyakanmentolerir beberapa. Anda akan mempelajari berapa jumlah produk susu yang dapat Anda konsumsi tanpa menyebabkan reaksi apapun pada bayi.
4. Jika Anda khawatir tentang asupan kalsium Anda, kalsium dapat diperoleh tanpa mengkonsumsi produk susu. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Tapi, 7-10 hari tanpa mengkonsumsi produk susu tidak akan menyebabkan Anda mengalami masalah gizi. Bahkan, bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat melindungi wanita terhadap osteoporosis meski pun dia tidak mengkonsumsi kalsium tambahan, dan bayi akan mendapatkan semua yang ia butuhkan.
5. Hati-hati untuk menghilangkan terlalu banyak makanan dari menu Anda sekaligus. Semua orang mengenal seseorang yang bayinya menjadi lebih tenang setelah ibunya menghentikan konsumsi brokoli, daging sapi, pisang, roti, dll. Anda mungkin akan mendapati diri Anda hanya makan nasi putih saja. Menu kita terlalu rumit untuk dapat dengan yakin memastikan, jika memang ada, yang mempengaruhi bayi.
 
Satu informasi lagi. Beberapa bayi lapar walaupun pertambahan berat badan mereka sangat baik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab. Beberapa telah disebutkan sebelumnya dalam lembar informasi ini. Satu lagi sebab bayi lapar walaupun berat badan naik dengan baik adalah karena Anda membatasi pemberian ASI; misalnya, Anda menyusui bayi Anda 10 atau 20 menit tiap sisi. Jika Anda memiliki banyak ASI, berat badan bayi mungkin akan tetap naik dengan baik dan masih merasa lapar. Jadi jangan membatasi lamanya menyusui.
Bersabarlah, bagaimanapun juga biasanya masalah ini akan selesai.
 
Susu formula bukan jawabannya, tetapi, karena aliran yang lebih teratur, beberapa bayi menjadi lebih baik. Tetapi, susu formula bukanlah ASI dan menyusui lebih dari sekedar ASI. Kenyataannya, bayi juga akan menjadi lebih baik jika diberi ASI dari botol karena aliran yang teratur. Bahkan jika tidak ada yang berhasil, waktu biasanya akan membantu. Hari demi hari, malam demi malam mungkin tampaknya terasa panjang, tapi minggu demi minggu pasti akan terlewati.

Written and revised (under other names) by Jack Newman, MD, FRCPC, 1995-2005

Revised by Jack Newman MD, FRCPC and Edith Kernerman, IBCLC, 2008, 2009
 
Taken from: http://nbci.ca/index.php?option=com_content&view=article&id=361:colic-in-the-breastfed-baby-indo&catid=29:information-indonesian&Itemid=67

Dok. AIMI

Kolik pada Bayi ASI Part.1

by Ita Lova El-Rasyid and 3 others

Kolik merupakan salah satu misteri alam. Tak seorang pun tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi setiap orang punya pendapat. Dalam situasi tertentu, bayi mulai seringkali menangis sekitar dua sampai tiga minggu setelah lahir. Ini terjadi terutama di malam hari, dan akhirnya berhenti saat bayi berusia sekitar tiga bulan (kadang-kadang lebih). Ketika bayi menangis, ia sulit sekali ditenangkan, meskipun digendong, ditimang atau diajak jalan-jalan, tapi hanya sementara. Bagi yang bayi dapat disebut kolik, penting untuk dipastikan bahwa dia memiliki berat badan baik dan sehat. Namun, bahkan bayi yang memiliki pertambahan berat badan yang baik, kadang-kadang menangis karena dia masih lapar. Lihat di bawah.
 
Penjabaran kolik telah diperluas mencakup hampir semua kerewelan atau tangisan pada bayi, dan ini tidak mengherankan karena kita tidak benar-benar tahu apa itu kolik. Tidak ada pengobatan khusus untuk kolik, meskipun telah banyak obat dan strategi telah dicoba tanpa ada bukti manfaatnya. Tentu saja, semua orang mengenal seseorang yang memiliki bayi yang telah "sembuh" dari kolik oleh pengobatan tertentu. Selain itu, hampir setiap cara/strategi tampaknya berfungsi baik, setidaknya untuk sementara.
 
Menyusui Bayi dengan Kolik
Selain kolik yang mungkin dapat dialami setiap bayi, ada tiga situasi yang diketahui pada bayi ASI yang dapat mengakibatkan kerewelan atau kolik.Sekali lagi, diasumsikan bahwa bayi memiliki pertambahan berat badan yang baik dan sehat.
Menyusu pada kedua payudara di setiap menyusui atau menyusu hanya satu payudara pada setiap menyusui
 
ASI berubah-ubah saat menyusui. Salah satu yang paling umum adalah perubahan jumlah lemak yang terus meningkat saat bayi mengosongkan atau menghisap ASI pada payudara. Jika ibu memindahkan bayi secara otomatis dari satu payudara ke payudara yang lainnya saat menyusui, sebelum si bayi “selesai” menyusu pada payudara sebelumnya, bayi mungkin saja mendapatkan jumlah lemak yang relatif kurang saat menyusu. Hal ini mengakibatkan bayi kurang mendapatkan kalori, sehingga jadi lebih sering menyusu. Jika bayi minum terlalu banyak ASI (untuk menggantikan kalori yang kurang), ia bisa muntah. Karena jumlah lemak yang relatif sedikit akan diserap lambung begitu cepat, perut cepat kosong, dan jumlah gula susu (laktosa) yang cukup banyak akan tiba di usus sekaligus. Enzim yang berfungsi untuk mencerna gula (laktase) tersebut kemungkinan tidak dapat menangani sekian banyak gula susu sehingga bayi mengalami gejala intoleransi laktosa (bayi menangis, buang angin, kembung, BAB hijau dan berair). Hal ini dapat terjadi bahkan saat menyusu. Bayi-bayi ini tidak sedang mengalami intoleransi laktosa. Mereka memiliki masalah dengan laktosa karena kurangnya informasi yang ibu dapat mengenai menyusui. Ini bukan alasan untuk beralih ke susu formula bebas laktosa.
 
Juga sangat penting untuk Anda sadari bahwa bayi tidak selalu sedang menyusu saat ia melakukan gerakan menghisap pada payudara. Ia mungkin saja sedang “mengempeng” tapi tidak sedang minum dan oleh karena itu ia tidak mendapatkan cukup lemak walau dia sedang menghisap payudara.

1. Jangan menentukan jadwal pemberian ASI. Ibu di seluruh dunia sukses menyusui tanpa perlu menentukan waktu. Masalah menyusui sering terjadi di masyarakat dimana semua orang menggunakan jam dan masalah paling sedikit pada masyarakat dimana tidak ada yang menggunakan jam.

2. Ibu harus menyusui bayi pada satu payudara, selama mereka benar-benar mendapatkan ASI dari payudara (lihat video pada nbcionling.org) hingga bayi melepas dengan sendirinya, atau ia tertidur pada payudara karena merasa kenyang atau sedang mengempeng walaupun dengan menekan payudara. Lakukan penekanan pada payudara (lihat lembar informasi Penekanan Payudara/Breast Compression) untuk membuat bayi tetap menyusu dan tidak hanya sekedar menghisap.Ikuti Protokol untuk Mengatur Asupan ASI (protokal dapat ditemukan pada situs berikut videonya di situs nbconling.org untuk membantu penggunaan Protokol). Harap diingat bahwa bayi bisa saja menghisap payudara selama dua jam tapi sebenarnya hanya menyusu beberapa menit saja. Jika begitu maka ASI yang diterima bayi masih berkadar lemak relatif rendah. Ini adalah saat yang tepat untuk menekan payudara. Jika, setelah ”selesai” pada payudara pertama, dan bayi masih lapar, tawarkan payudara berikutnya. Jangan mencegah atau melarang bayi untuk menyusu pada payudara berikutnya jika ia masih lapar.

3. Ini bukanlah saran untuk menyusu hanya pada satu payudara saja setiap menyusui. Anda boleh melakukannya, dan itu baik, tapi tidak semua ibu bisa melakukannya. Anda mungkin merasa hal ini dapat dilakukan pada pagi hari saat ASI Anda lebih banyak (seperti yang dialami kebanyakan ibu) tapi tidak pada malam hari saat ASI Anda lebih sedikit (seperti yang dialami kebanyakan ibu). Jika Anda berkeras untuk menyusui pada satu payudara saja, Anda mungkin akan mendapatkan bayi Anda “kolik” pada malam hari karena sebenarnya ia lapar.

4. Saat menyusui selanjutnya, lakukan pada payudara yang lain dengan proses yang sama.

5. Tubuh Anda akan beradaptasi dengan cepat pada metode baru ini dan payudara Anda tidak akan bengkak atau besar sebelah setelah beberapa saat. Namun perlu diingat bahwa: menyusui pada satu payudara saja setiap kali menyusui, jika Anda dapat melakukannya, dapat mengurangi pasokan ASI, jadi apa yang berhasil dilakukan saat ini (menyusui pada satu payudara setiap kali menyusui) mungkin tidak berhasil dilakukan saat pasokan ASI menurun. Oleh karena itu jangan menyusui bayi pada satu payudara, tapi “selesaikan” satu sisi dan jika bayi masih lapar, tawarkan sisi yang lain. Lihat bagian F.

6. Bukanlah ide yang baik untuk menyusui bayi hanya pada satu sisi, untuk mengikuti aturan. Ya, pastikan bayi "selesai" sisi pertama sebelum menawarkan payudara berikutnyadapat membantu menangani kenaikan berat badan yang kurang atau kolik pada bayi, tetapi aturan dan menyusui tidak berjalan dengan baik. Jika bayi tidak minum, atau benar-benar mendapat ASI, tidak ada gunanya untuk membiarkan bayi menghisap payudara tanpa mendapatkan ASI untuk waktu yang lama. Anda harus "menyelesaikan" satu sisi dan jika bayi ingin lebih, tawarkan payudara yang satu lagi.
 
Bagaimana Anda tahu ketika bayi telah "selesai" menyusu pada sisi pertama? Bayi tidak minum lagi, bahkan dengan penekanan (lihat klip video dan lembar informasi Penekanan Payudara). Ini bukan berarti Anda harus melepaskan bayi dari payudara segera setelah bayi tidak minum sama sekali selama satu atau dua menit (Anda mungkin mendapatkan refleks pengaliran ASI, jadi berikanlah sedikit waktu), tetapi jika jelas bayi tidak minum, lepaskan bayi dari payudara dan jika bayi masih ingin, tawarkan sisi payudara yang lain. Bagaimana Anda tahu bayi minum atau tidak? Lihat klip video pada situs di atas.
 
Jika bayi melepaskan payudara sendiri, apakah itu berarti bahwa bayi telah "selesai" menyusu sisi tersebut?
Belum tentu. Bayi sering melepaskan payudara ketika aliran susu melambat, atau kadang-kadang ketika ibu mendapat refleks pengaliran ASI dan bayi terkejut oleh aliran cepat yang tiba-tiba sehingga ia melepas payudara. Coba lagi di sisi itu jika dia masih ingin, tetapi jika bayi jelas tidak minum bahkan dengan menekan payudara, ganti sisi payudara berikutnya.
Dalam beberapa kasus, mungkin akan membantu untuk menyusui bayi dua kali atau lebih pada satu sisi payudara sebelum beralih ke sisi lain, selama bayi telah melepas payudara tersebut. Menaruh bayi kembali pada payudara yang telah "kosong" dapat menyebabkan bayi rewel atau menarik payudara atau tertidur tetapi tidak kenyang. Masalah ini diperburuk jika bayi tidak melekat dengan baik pada payudara. Pelekatan yang baik adalah kunci untuk mudah menyusui.

Dok. AIMI
 

ASI Lipase Tinggi: Sebab, Indikasi dan Penanganannya

by Lianita Prawindarti

Keinginan Ibu untuk memberikan yang terbaik bagi buah hatinya kadang kala
terkendala oleh hal yang satu ini: ASI yang ternyata berlipase tinggi. Artikel berikut ini diharapkan dapat membantu para Ibu yang ASI-nya ternyata berlipase tinggi. Mari kita ulas semua aspek terkait ASI berlipase tinggi ini.
 
A. Apa itu Lipase?
 
Lipase adalah enzim pencernaan yang berfungsi untuk menguraikan kadar lemak dalam ASI. Semua ASI mengandung lipase, karena enzim lipase ini berguna untuk menguraikan lemak dalam ASI agar mudah dicerna oleh bayi. Itulah mengapa, meski lemak adalah salah satu komponen utama dalam ASI, lemaknya tidak membuat anak ASI mengalami obesitas. Karena lemak ASI diuraikan secara pas, sesuai dgn kebutuhan bayi oleh enzim lipase tadi. Namun, semakin tinggi kadar enzim lipase ini dalam ASI, maka akan semakin cepat sel-sel lemaknya terurai sehingga menghasilkan ASI dengan bau yang sangat khas seperti bau tengik, berbau seperti sabun dan cenderung sangat berminyak.Akibatnya, banyak bayi yang menolak untuk minum ASIP dengan bau tengik ini, padahal ASIP tersebut sebenarnya masih layak diminum.
 
B. Apa Penyebab ASI Lipase Tinggi?
 
Penyebab lipase tinggi dalam ASI terkait dengan kondisi internal tubuh ibu yang juga memiliki kadar lipase tinggi dalam sistem pencernaan-nya. Saya pernah mencari tahu dan ada beberapa sebab yang bisa membuat lipase dalam tubuh seseorang tinggi. Misalnya: inflamasi pankreas, masalah dengan empedu, penurunan fungsi ginjal, atau beberapa masalah pencernaan.
Karena lipase ini adalah enzim pencernaan, maka penyebab tingginya enzim ini biasanya diasosiasikan dengan masalah di salah satu organ pencernaan. Banyak yang menanyakan apakah tingginya kadar lipase ini terkait dengan konsumsi makanan tertentu. Namun nampaknya peningkatan kadar lipase tubuh ini bukan karena sesuatu yg sifatnya jangka pendek seperti makanan, tetapi lebih kompleks dari itu karena lebih terkait dengan menyangkut kinerja organ pencernaan. Ada juga yang mengisyaratkan faktor hormon sebagai penyebab ASI berlipase tinggi. Tapi beberapa kali saya cek di beberapa sumber nampaknya tingginya kadar lipase ini bukanlah sesuatu yang membahayakan.
 
C. Bagaimana Mengetahui Bahwa ASI Berkadar Lipase tinggi?
 
Ada beberapa tes sederhana untuk mengidentifikasinya:
Pertama, perah ASI seperti biasa, lalu biarkan ASI pada suhu ruangan selama 30 menit. Perah lagi ASI baru, lalu bandingkan rasanya antara kedua ASIP itu.
 
Kedua, bisa juga bandingkan ASI yang baru diperah (ASI segar) dengan ASIP yang sudah disimpan di kulkas (atau yang sudah didinginkan).
 
Ketiga, bandingkan lagi ASI segar dengan ASIP dingin atau beku yang sudah dicairkan dan dihangatkan.
Kalau diantara percobaan-percobaan tersebut tidak ada perbedaan rasa (mungkin sedikit berbeda, tetapi tidak terlalu tajam perbedaan rasa dan baunya), maka kadar enzim lipase tergolong normal. Jika perbedaannya rasa dan aromanya tajam, berarti memang ASi-nya berlipase tinggi.
 
D. Apa yang Sebenarnya Terjadi Dengan ASI Lipase Tinggi?
 
ASI berlipase tinggi sebetulnya layakuntuk diminum, baik dalam bentuk ASI segar maupun ASIP yang didinginkan atau dibekukan, tentu saja dengan manajemen ASIP yang benar. Tetapi karena kadar lipase yang tinggi ini membuat proses pemecahan lemaknya berlangsung sangat cepat, ASIP berlipase tinggi bisa cepat
berubah bau dan rasa menjadi tengik. Jika bayi tetap mau meminum ASIP yang tengik ini, sebetulnya tidak masalah. Masalahnya adalah ketika bayi menolak untuk minum.
Akibatnya, ibu dengan ASI lipase tinggi sering mengalami kesulitan menyimpan
ASIP-nya. Beberapa ASIP berlipase tinggi bisa tahan selama beberapa hari di
kulkas, tapi umumnya jika dibekukan dalam freezer bau dan rasanya berubah menjadi tengik. Jika ASI Bunda tergolong yang berlipase tinggi ada baiknya dites berapa lama ASIP-nya bisa disimpan di kulkas bawah tanpa berubah bau dan rasa. Ini berarti penyimpanannya hanya bisa maksimum 8 hari, karena ASIP hanya bisa
bertahan maksimum 8 hari di kulkas bawah. Beberapa ASIP bahkan hanya bisa bertahan tidak berubah bau dan rasa hanya dalam waktu 2-3 hari atau bahkan dalam 24 jam saja.
 
E. Bagaimana Menyiasati ASI Berlipase Tinggi?
 
Jika ASI Bunda ternyata berlipase tinggi, sayangnya solusinya hanya 3:
 
Pertama, menyusui langsung. Karena ASI segar tidak berubah rasa dan bau meskipun lipasenya tinggi.
 
Kedua, kalau memang harus membuat ASIP (misalnya karena ibu bekerja), berarti harus dengan sistem kejar tayang.
Tips-nya dalah sebagai berikut:
1. Tes dulu seberapa lama ASIP Bunda bisa bertahan di kulkas bawah tanpa berubah rasa dan bau. Berarti itu waktu maksimal ASIP-nya bisa disimpan di kulkas.
2. Setelah itu manajemen ASIP memang harus diatur sesuai batas maksimum
penyimpanan. Perah ASI sesering mungkin, terutama saat Bunda jauh dari anak. Jika sedang bersama anak, maksimalkan setiap kesempatan untuk menyusui secara langsung.
3. Tetap optimis, karena walaupun harus kejar tayang, Bunda pasti mampu melewati tantangan ini.
 
Ketiga, dengan teknik pemanasan (scalding) di atas kompor. Pemanasan memang membuat kadar nutrisi dalam ASI berkurang, terutama beberapa zat anti-infeksi dan Vitamin C. Tetapi opsi ini tetap masih lebih baik daripada pemberian sufor. Pemanasan ASI dapat menghambat pecahnya kadar lemak dalam ASI sehingga mencegah terjadinya perubahan rasa dan aroma ASIP. Cara-cara pemanasan untuk ASIP berlipase tinggi adalah sebagai berikut:
 
ASI segar yang baru saja diperah dan belum dimasukkan ke dalam kulkas  dipanaskan terlebih dahulu diatas kompor sampai hampir mendidih (kurang lebih 70-80ºC saja). Indikatornya adalah sampai Bunda melihat gelembung (bubble) di tepi panci (ingat, hanya di tepi panci, jangan menunggu sampai seluruh bagian bergelembung). Setelah itu langsung diangkat/ didinginkan sebelum dimasukkanke dalam lemari es/ kulkas atau dimasukkan ke freezer. Dengan memanaskan terlebih dahulu seperti ini, maka penguraian lemak oleh lipase akan diperlambat.
 
Video dalam link berikut menunjukkan cara pemanasan ASI lipase tinggi (maaf dalam bahasa Inggris, tapi Bunda bisa tetap melihat prosesnya):
http://www.chroniclesofanursingmom.com/2011/08/excess-lipase-in-breastmilk.html

 
Sumber-sumber:
1.http://tumbuhkembangbalita.blogspot.com/2011/01/penyimpanan-asi.html

2.http://www.chroniclesofanursingmom.com/2011/08/excess-lipase-in-breastmilk.html

3.http://breastfeedingbasics.info/lipase-and-bad-tasting-breast-milk
""

Berbagai Alasan Kenapa Bayi Menolak Menyusu

By Clodi Stepantoro
 
Si malaikat kecil menolak lagi, kali ini bahkan kaki mungilnya menendang-nendang dada ibunya dengan sangat keras. Wanita setengah baya itu merasa penolakan ini lebih menyakitkan daripada ditolak oleh cinta pertamanya. Dunia serasa hancur, fikiran negatif mulai menggelitik… haruskah menyerah ?

Biasanya mogok menyusu ini berlangsung antara dua hingga lima hari, tapi bisa juga menjadi lebih lama. Kalau berkepanjangan maka Ibu akan kelelahan jika harus terus menerus memerah ASI yang tentu saja jumlahnya kian hari akan kian menipis. Duh, bagaimana ini ?
Saat bayi mogok menyusu memang saat yang sungguh memusingkan. Bayi jadi lebih sering menangis dan frustasi akibat rasa lapar dan fase oral (untuk menghisap atau suckling) yang tidak tersalurkan, beberapa bayi bahkan jadi mengalami penurunan berat badan.
Namun ternyata yang susah bukan hanya bayi, tapi ibunya juga. Perasaan sedih kerap menghampiri dan secara perlahan akan memutuskan motivasi untuk melanjutkan menyusui si kecil. Jika bayi mendadak mogok menyusu, segera pelajari apa yang terjadi agar tak ragu temukan solusi !
Saat bayi mendadak menolak menyusu, yang terpenting adalah berfikir positif. Hindari godaan yang berbisik bahwa :
 
1. bayi tidak suka pada ibunya; hal ini tidak mungkin terjadi karena secara insting bayi belum mengenal arti membenci atau tidak suka,
2. bayi sedang menyapih dini (early weaning); hal ini kurang tepat karena penyapihan adalah proses dan tidak terjadi secara tiba-tiba,wong kemarin masih mau menyusu kok hari ini mendadak tidak mau?
3. bayi tidak suka rasa ASI; hal ini kurang pas, karena meskipun jenis makanan ibu beragam tapi rasa ASI cenderung stabil dan bayi sudah biasa dengan perubahan rasa makanan sejak dalam rahim.
 4. ASI basi atau ASI terpolusi, biasanya dikatakan seperti ini pada kondisi ibu yang baru saja pulang dari berpanas-panasan; hal ini tidak benar karena payudara merupakan tempat penyimpanan ASI yang paling higenis dimana tidak mungkin menjadi terpapar kuman sehingga menjadi basi apalagi terpapar polusi.
5. ASI tidak cukup sehingga bayi menolak karena tidak puas; hal ini tentu tidak tepat karena produksi ASI bersifat supply based on demand dimana ASI akan diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang dikeluarkan dari payudara (baik melalui pelekatan langsung oleh bayi maupun melalui kegiatan memerah ASI dengan tangan atau dengan pompa). Yang lebih sering terjadi adalah bahwa ASI keluar tersendat-sendat, hal ini dapat membuat bayi menjadi tidak sabar dan marah. Untuk ini perlu diberikan rangsangan terhadap let down reflex dengan memerah ASI sedikit. Hal ini dilakukan untuk memancing hormon oksitosin yang mendorong ASI keluar sehingga bayi bisa mendapatkan ASI dengan lebih cepat di awal proses menyusu.
6. dan mungkin masih banyak alasan negatif lain
 
Ahh, daripada berfikir negatif, lebih baik mencoba cari tahu dulu, kenapa sih malaikat kecil itu menolak menyusu secara mendadak ? Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 
Apakah bayi dibiasakan minum ASI perah dengan menggunakan botol dot? Jika ya, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah bingung puting (nipple préférence) yakni suatu kondisi dimana bayi lebih memilih minum ASI melalui botol dot ketimbang langsung dari payudara ibu. Kenapa ? Karena menyusu melalui botol dot lebih mudah dan mekanismenya berbeda dengan menyusu pada payudara. Saat minum melalui botol dot, aliran ASI lebih lancar dan bayi tidak perlu memijat payudara untuk dapat mengeluarkan air susu. Dianjurkanuntuk mencoba ganti cara pemberian botol dot dengan cangkir kecil, pipet tetes atau sendok. Saat bayi terbiasa terpisah dari botol dot maka secara perlahan akan lebih mudah kembali ke payudara ibu karena bayi tengah mengalami fase oral dimana menyusu dapat memuaskan hasratnya.
 
Apakah puting susu mengalami luka pada hari-hari terakhir sebelum bayi mendadak menolak menyusu?Jika ya, maka kemungkinan besar luka pada puting susu memberi rasa yang berbeda pada ASI sehingga membuat bayi menolak. Dianjurkan untuk memperbaiki posisi mulut bayi saat menyusu agar menyusu menjadi lebih efektif dan puting susu terhindar dari iritasi dan luka.
 
Apakah pada bagian tubuh bayi terdapat luka yang terlihat, misal luka memar? Atau mungkin lukanya kasat mata ? Jika ya, maka kemungkinan cara menggendong membuat bayi merasa kesakitan dan tidak nyaman. Dianjurkan untuk mencoba menyusui dengan posisi tidur sehingga lebih sedikit bagian tubuh bayi yang tertekan.
 
Apakah ada perilaku dari ibu yang berubah? Misalnya ibu mengganti merk parfum atau mengganti aroma sabun mandi / shampoo ? Jika ya, maka kemungkinan bayi merasa kurang nyaman dengan aroma yang baru tersebut. Dianjurkan untuk sebisa mungkin kembali ke prilaku awal.
 
Apakah ibu bereaksi berlebihan? Misalnya tanpa sengaja berteriak kesakitan saat bayi menggigit (atau menggusit – menggigit pakai gusi) payudara ? Jika ya, maka kemungkinan bayi trauma. Ia belum memahami kenapa ibunya menjerit waktu itu sehingga saat hendak mulai menyusu lagi, bayi sudah menolak terlebih dahulu. Dianjurkan untuk bercanda dulu dengan si kecil sebelum menawarkan payudara, tersenyum dan ajak dia tertawa dulu.
 
Apakah ibu stres belakangan ini? Jika ya, ini dapat berpengaruh karena bayi yang menyusu pada ibunya memiliki ikatan atau bonding yang cukup kuat. Ketidaknyamanan ibu dapat dirasakan oleh bayi sehingga membuat bayi menjadi rewel. Lupakan hal lain saat hendak menyusui si kecil, jika perlu putar musik lembut dan nikmati waktu berdua saja dengannya.
 
Apakah bayi berganti pengasuh? Misalnya saat ibu kembali bekerja, atau setelah memiliki pengasuh baru, bayi mendadak menolak menyusu pada ibu. Jika ya, tidak perlu buru-buru memecat nanny barunya tapi lebih dianjurkan untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengannya setelah pulang dari kantor, misalnya gendonglah si bayi lebih sering serta tidurlah di sampingnya.
Haduh, bingung juga yah karena ternyata banyak sebab kenapa bayi bisa mendadak menolak menyusu. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu ibu mengatasi masalah mogok menyusu ini, yakni :
  * Lakukan lebih banyak kontak kulit, habiskan lebih banyak waktu bersama si malaikat kecil berdua saja dalam suatu ruangan dimana ibu tidak mengenakan pakaian atas (topless) dan si dedek hanya menggunakan celana dalam atau popok. Biarkan si kecil bereksplorasi sendiri, tidak perlu dipaksa untuk mendekat pada ibu karena dengan sendirinya ia akan mendekati ibunya. Tidak perlu memaksa si kecil untuk langsung menyusu karena mungkin dia akan mendekati ibunya lalu mungkin hanya akan tertidur di dada ibunya tanpa sempat menyusu, begini saja sudah menunjukkan tanda positif. Jika satu kali belum berhasil, coba lagi. Cara ini membantu si kecil untuk ‘mengenal kembali’ ibunya.
  * Tunggu hingga bayi sangat mengantuk, karena banyak bayi yang cenderung tidak menolak saat dalam kondisi setengah teler. Hindari memaksa bayi menyusu ke payudara, misalnya dengan mendorong kepalanya agar mendekat ke payudara, karena penolakan bisa berlanjut menjadi semakin panjang.
  * Tawarkan lebih sering, khususnya saat bayi sedang merasa senang dan sedang berada di tempat favoritnya, misalnya saat dia tengah bermain, saat dia selesai makan, saat dia mandi…. di mana pun, kapan pun. Namun jangan paksa jika ia menolak.
  * Coba menyusui sambil menimang-nimangmisalnya sambil berjalan-jalan atau sambil duduk di kursi goyang, karena gerakan lembut dapat mengurangi emosinya untuk menolak. Misal, ajak si kecil muter-muter komplek rumah dengan mobil, duduk berdua dengan dia di kursi belakang, ayunan mobil dapat membantu si kecil meredakan emosinya.
  * Redupkan lampu kamar, redakan suara-suara yang keras agar bayi merasa lebih tenang dan nyaman. Biasanya bayi yang berusia 6-9 bulan sudah lebih waspada terhadap keadaan di sekitarnya sehingga gangguan sedikit saja dapat membuatnya tidak benar-benar menyusu melainkan hanya sekedar menempel saja pada payudara.
  * Coba ganti posisi menggendong si kecil, seperti telah dijelaskan sebelumnya bisa jadi posisi atau cara menggendong membuat bayi tidak nyaman sehingga ia menolak untuk menyusu.
  * Kenakan pakaian yang simpel dan ga ribet, yang memungkinkan bayi sangat mudah mendapatkan akses ke payudara, jika memungkinkan kenakan lebih sering baju menyusui sehingga ibu tidak perlu membuang waktu banyak untuk membuka kancing baju terlebih dahulu. Hanya berbeda beberapa detik, tapi saat dirasa terlalu lama oleh bayi maka ia sudah keburu kehilangan minat untuk menyusu.
  * Bawa ke dokter anak, just in case ternyata bayi mengalami luka yang tidak terlihat seperti infeksi telinga, lidah berjamur (thrust), dsb. Ada kalanya bayi membutuhkan tindakan medis karena tengah mengalami sakit yang membuatnya tidak nyaman saat menyusu.

Memahami Laktogenesis (Tahapan-tahapan dalam Produksi ASI)

By Aimi

Mayoritas ibu mengalami fase “ASI sedikit” di awal-awal setelah melahirkan. Sebetulnya apa yang terjadi dalam produksi ASI, terutama di hari-hari awal setelah kelahiran? Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI? Apa yang terjadi dalam setiap tahapan produksi ASI?
 
Laktogenesis Tahap I
 
Ini adalah tahap dimana seorang ibu mulai menghasilkan ASI. Produksinya dimulai sejak trimester kedua kehamilan, namun secara umum jumlahnya masih ditekan oleh hormon progesteron. Produksi ASI dalam fase ini tidak berawal dari prinsip supply dan demand. Selama masa kehamilan dan di dua hari pertama setelah kelahiran, produksi ASI masih dikontrol oleh hormon. Saat ibu melahirkan dan plasenta lepas dari rahim, kadar hormon progesteron menurun dan ini memicu meningkatnya hormon prolaktin yang bekerja untuk memproduksi ASI.  Jadi sebetulnya kolostrum dihasilkan otomatis oleh tubuh ibu, tanpa terpengaruh oleh demand/kebutuhan bayi karena adanya kontrol dari hormon ini. Inilah fase yang disebut sebagai Laktogenesis Tahap Pertama.  Jadi, masih ada yang mengatakan kalau ASI tidak keluar di hari-hari pertama melahirkan? Itu tidak benar, karena hormon akan secara otomatis mengatur keluarnya kolostrum yang diperlukan bayi di hari-hari awal kehidupannya. Jumlah kolostrum memang sedikit, tetapi itulah jumlah yang diperlukanbayi pada hari-hari awal kehidupannya dan cukup untuk membuat kenyang perutnya yang hanya sebesar kelereng.
 
Laktogenesis Tahap II
 
Setelah jam-jam awal melahirkan, level hormon progesteron terus menurun dan hormon prolaktin terus meningkat naik. Kondisi inilah yang memicu keluarnya ASI lebih banyak. Fase ini disebut Laktogenesis Tahap Kedua. Laktogenesis tahap kedua mulai terjadi pada 30-40 jam setelah melahirkanatau umumnya sekitar hari ke-3 dan ke-4 setelah melahirkan. Di fase ini biasanya ibu mulai panik karena merasa di hari pertama dan kedua ASI “belum keluar”, tetapi tiba-tiba di hari ke-3 atau ke-4 payudara mulai membengkak.  Fase ini adalah fase  kritis dalam produksi ASI. Mengapa?  Di dalam payudara terdapat yang namanya “penerima prolaktin”. Penerima prolaktin ini yang beredar agar prolaktin dapat memproduksi ASI. Jika ibu tidak menyusui sesering mungkin, maka penerima prolaktin ini tidak akan bekerja optimal sehingga hormon prolaktin-nya akan kembali menurun. Jika hormon prolaktin terus menurun, maka payudara secara perlahan dapat berhenti menghasilkan ASI matang (ASI yang keluar sesudah kolostrum) Jika prolaktin tidak bekerja optimal, maka tahap berikutnya akan terhambat. Tahap kedua ini biasanya terjadi hingga hari ke-8 setelah melahirkan.  Tahapan ini sebetulnyajuga masih dikontrol oleh hormon, tetapi jika ibu tidak menyusui sesering mungkin, kinerja hormon akan terhambat dan akan mengalami kesulitan ketika memasuki tahap yang berikutnya.
 
 
Laktogenesis Tahap III
 
Tahap ini biasanya dimulai di hari ke-9 setelah melahirkan hingga bayi disapih. Produksi ASI mulai sepenuhnya mengandalkan skema supply dan demand seperti yang telah kita ketahui bersama. Semakin sering bayi menyusu, maka produksi ASI akan terus meningkat.
 
Sumber:
http://kultwit.aimi-asi.org/2012/03/laktogenesis/

http://kellymom.com/pregnancy/bf-prep/milkproduction/

http://www.breastfeeding-problems.com/stages-of-lactation.html
""

Menyapih dengan Cinta

by Aimi

Usia dua tahun biasanya menjadi waktu paling pas untuk balita berhenti menyusui pada ibu atau disapih. Namun berbagai penolakan sering terjadi, baik dari balita sendiri atau ketidaksiapan dalam diri si ibu. Menyusui merupakan momen istimewa antara ibu dan bayi. Karena itu walau memang sudah masanya, banyak ibu yang merasa enggan kehilangan momen istimewa tersebut. Mereka juga khawatir anak akan merasa tidak dicintai dengan disapih. Untuk itu proses menyapih haruslah dilakukan secara bertahap dan tanpa paksaan agar tidak berdampak buruk kepada kedua belah pihak. Agar si kecil tidak terguncang secara psikologis dan agar si ibu juga lebih rela menyapih dan tidak mengalami bengkak payudara yang parah akibat penyapihan yang terjadi secara tiba-tiba.
 
Ada beberapa tips untuk menyapih anak dengan cinta
  * Lakukan proses menyapih secara bertahap dan perlahan: misalnya dengan mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui. Bisa dimulai dengan mengurangi frekuensi menyusui saat siang. Baru kemudian bertahap mengurangifrekuensi menyusui di malam hari.
  * Alihkan perhatian anak dan buat anak sibuk dengan berbagai kegiatan. Saat siang, kelika si anak meminta untuk menyusu alihkan perhatiannya dengan berbagai kegiatan seperti menyanyi, membaca, tertawa bersama. Kalau dia haus, biasakan untuk memberikan air putih atau jus buah. Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. Kalau ayah sedang ada di rumah, ayah bisa membantu untuk mengalihkan perhatian anak dari keinginan untuk menyusu pada ibunya
  * Lakukan komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa kecil usia anak, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk     mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya.
  * Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah. Hindari juga menyapih anak saat terjadi perubahan besar lain pada hidupnya, seperti mulai ditinggal bekerja, pindah rumah, mulai sekolah, atau ganti pengasuh.
  * Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, bantal, dsb.
 
Berbagai cerita tentang menyapih dengan cinta bisa didapatkan di sini:
http://semarang.aimi-asi.org/2010/09/menyapih-matahari-terbitku/

http://kultwit.aimi-asi.org/2011/02/weaning-with-love/

http://health.kompas.com/read/2012/04/05/07260982/Menyapih.dan.Menyusui.dalam.Kondisi.Hamil

http://health.kompas.com/read/2011/02/23/17224348/Kiat.Menyapih.Secara.Alami

http://aimi-asi.org/menyusui-lebih-dari-2-tahun/

http://aimi-asi.org/menyapih-dengan-kasih/
""

Memahami Serba-Serbi Buang Air Besar pada Bayi

by Lianita Prawindartiand 4 others

Warna BAB Bayi ASI Eksklusif yang Normal

Secara umum, BAB bayi dengan ASI eksklusif yang normal adalah yang berwarna kuning cerah dan cemerlang. Feses ini biasanya disebut dengan golden feces. Warna kuning timbul dari proses pencernaanlemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.

Warna feses bayi dengan susu formula atau ASI tapi dicampur dengan susu formula akan cenderung kuning lebih gelap atau kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.

Warna-Warna Lain BAB Bayi ASI Eksklusif

BAB Warna Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak boleh terus-menerus muncul. Ini berarti cara ibu memberikanASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak. Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi
ASI sangat melimpah. Jika bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (sering kentut), sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik).

BAB Warna Merah
Warna merah pada feses bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Bentuknya fesesnya pun bisa cair ataupun menggumpal. Selanjutnya dokter yang menangani akan melakukan observasi apakah apakah warna merah tersebut disebabkandarah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya, milsanya dari puting ibu yang luka. Jika merah ini terbukti , maka dua-duanya perlu penanganan. Darah ini sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, karena makanan bayi, karena belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.

BAB Warna Putih Keabu-abuan
Jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan maka ibu harus waspada. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu.

Tekstur BAB Bayi ASI Eksklusif
Saat baru lahir, bentuk feses bayi menyerupai aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded) dan bisa juga berupa cairan.
Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair dengan ampas.

Feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi ASI, bayi yang mengonsumsi susu formula kadangkala akan mengalami sembelit atau susah buang air besar. Curigai jika bayi yang mengkonsumsi susu formula bentuk fesesnya cair.

Frekuensi Buang Air Besar Bayi ASI Eksklusif

Frekuensi BAB pada setiap bayi pasti berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. Umumnya di empat atau lima minggu pertama, dalam sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali. Asalkan tidak menganggu proses pertumbuhannya, maka ibu tak pelu cemas. Bagi bayi yang mendapatkan ASI ekslusif biasanya bisa tidak BAB hingga 1-2 minggu lamanya. Tak perlu cemas, karena berarti semuanya bisa diserap dengan baik.

Serba-Serbi BAB Bayi ASI Eksklusif Sesuai Perkembangan Usia

1. Tiga Hari Pertama
Beberapa hari pertama setelah kelahirannya bayi mengeluarkan mekonium, yakni bahan lengket berwarna hijau pekat mendekati hitam yang terkumpul di dalam usus bayi selama berada di kandungan. Pada hari ketiga, bayi yang mendapatkan lebih banyak ASI akan buang air besar lebih mudah. Biasanya bayi sudah mengeluarkan seluruh mekonium dan bentuk feses bayi berubah di hari keempat.

2. Bulan Pertama
Feses bayi yang wajar berwarna kuning, sedikit berbau, memiliki bentuk lunak agak cair dan berbij-biji. Bentuk feses juga dapat sedikit berbeda, misalnya berwarna lebih hijau atau kuning pekat, berlendir atau berbuih. Perbedaan warna ini tidak menunjukkan masalah apapun. Bayi ASIX yang semakin mudah buang air besar di hari ketiga kehidupannya berarti dalam keadaan yang baik.
Bayi yang sehat dan mendapat cukup asupan ASI akan buang air kecil lebih dari enam kali dalam sehari. Walaupun begitu, segera periksakan bayi kepada tenaga atau fasilitas kesehatan jika ia mengalami salah satu dari tanda-tanda di bawah:
  a. Bayi masih mengeluarkan mekonium pada usia lebih dari 5 hari
  b. Bayi usia 5-21 hari tidak buang air besar dalam 24 jam
  c. Feses bayi berwarna coklat, jarang buang air besar, atau feses sedikit

Selain mengamati asupan bayi, memantau frekuensi buang air besar dan jumlah feses merupakan cara untuk menilai bilamana bayi mendapatkan cukup ASI. Jumlah feses bayi seharusnya meningkat setidaknyapada hari kelima dengan frekuensi buang air besar 2-3 kali setiap hari. Bahkan beberapa bayi buang air besar setiap selesai menyusu dan ini bukan berarti bayi menderita diare.
Diare adalah kondisi perubahan frekuensi buang air besar secara mendadak dengan jumlah feses lebih banyak dan dalam bentuk yang sangat cair. Terus berikan ASI dan perbanyak asupannya untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan pada bayi.

Perhatikan tanda-tanda dehidrasi berikut ini:
  1. Mata kering, bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata atau hanya sedikit;
  2. Kulit, mulut dan bibir lebih kering;
  3. Air seni berwarna gelap, keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali;
  4. Mata tampak cekung atau terbenam;
  5. Sangat lemas dan kesadaran menurun;
  6. Selalu merasa haus atau malah menolak minum;
 7. Ubun-ubun terlihat cekung;
  8. Ketika kulit dicubit dengan dua jari kulit sulit kembali ke bentuk asal.
Segera hubungi tenaga atau fasilitas kesehatan bila menemukan tanda dehidrasi, diare yang disertai dengan darah, kejang, nafas cepat dan dangkal, muntah terus-menerus, panas tinggi di atas 38,5°C yang tidak berkurang dalam 2 hari, diare berlangsung lebih dari 14 hari, atau bayi tampak kesakitan atau kolik. Bayi yang kesakitan akan menangis kuat sambil menekuk kaki, gelisah serta berkeringat.

3. Usia 2-6 Bulan
Frekuensi buang air besar setiap bayi berbeda-beda. Secara umum frekuensi buang air besar bayi akan semakin berkurang seiring pertambahan usianya karena usus telah berkembang lebih sempurna dan dapat menyerap ASI lebih baik. Memasuki bulan kedua, beberapa bayi ASIX mendadak mengubah frekuensi buang air besar mereka dari sering menjadi sekali dalam tiga hari. Bahkan ada bayi yang tidak buang air besar selama 14 hari atau lebih. Selama bayi sehat dan bentuk feses wajar maka hal tidak menjadi masalah. Memang bayi ASIX lebih jarang mengalami sembelit atau konstipasi karena nutrisi ASI mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta mengandung zat laksatif yang dapat mengencerkan feses.

BAB Bayi yang Sudah Mendapatkan MPASI

Setelah bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MPASI) biasanya frekuensi buang air besar, bentuk, warna, dan jumlah feses akan berubah tergantungdari jenis makanan yang dikonsumsi, intake cairan, dan porsi makanan. Jika feses bayi keras hingga saat buang air besar ia mengalami kesulitan, rasa nyeri, atau bahkan luka anus yang berdarah, hal ini dinamakan sembelit. Tambahkan cairan, buah, dan serat ke dalam makanannya. Sembelit yang disebabkan oleh diet makan yang tidak seimbang akan hilang dengan sendirinya. Segera hubungi tenaga kesehatan apabila sembelit disertai dengan sakit perut yang parah atau muntah.

Sumber:
http://aimi-asi.org/bab-bayi-asi-eksklusif/

http://www.ayahasi.org/2011/12/ini-pup-kumana-pup-mu.html

http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/05/variasi-warna-dan-bentuk-feses-feces.html
""

Tips Meningkatkan Berat Badan Bayi Tanpa Bantuan Susu Formula

Ketika kita membawa bayi kita untuk ditimbang berat badannya dan mendapati berat badannya masih di bawah garis normal, apakah itu lantas menjadi alasan untuk memberinya susu formula? Jangan buru-buru memutuskan memberikannya susu formula ya Bu... Mari kita ingat kembali berat badan lahirnya, pola kenaikan berat badan sebelumnya, riwayat kesehatannya (apakah dia sakit di bulan ini), apakah dia pernah mengalami gerakan tutup mulut (GTM) bulan ini serta bagaimana kondisi genetik ayah ibu (apakah ayah ibunya gemuk atau kurus), dan sebagainya.
 
Berat badan yang kurang bisa terjadi karena asupan makanan yang tidak adekuat (tidak cukup). Biasanya ini terjadi jika anak sedang sakit atau habis sakit, anak sulit makan atau pilih-pilih makan, atau jikasupply kalori tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh dan aktivitasnya. 
 
Ada kasus di mana bayi/anak makannya baik, tetapi banyak  tidak terserap dengan baik akibat adanya gangguan penyerapan makanan, alergi, diare/muntah atau dalam masa penyembuhan dari sakit. Jika ada kasus medis, diskusikan dengan dokter agar kondisi medisnya dapat diatasi. Tetapi, jika masalahnyaterjadi pada anak yang sehat tetapi kurang asupan makanan, ada beberapa tips yang bisa dicoba:
1. Untuk bayi di bawah usia 6 bulan,  perhatikanasupan ASI dan pola menyusui. Jika ada masalah dengan menyusui, segera hubungi konselor laktasi untuk membantu memperbaiki posisi pelekatan, dan sebagainya.
2. Bayi harus lebih sering menyusu terutama saat malam hari, bisa ditambah dengan minum ASIP akhir (hindmilk) yang kaya lemak.
3. Jika sudah 6 bulan dan mulai MPASI, buat bubur dengan campuran sedikit minyak atau margarine, santan, kacang yang dilumat, atau parutan keju.
4. Minyak nabati yang berupa minyak canola, minyak zaitun, minyak jagung, atau minyak sunflower/bunga matahari juga boleh ditambahkan sampai 2-3 sendok teh per hari sesuai dengan toleransi bayi.
5. Bisa dibantu juga dengan memberikan alpukat atau pisang yang kaya kalori dan vitamin.
6. Bisa dengan metode double karbo dengan menkombinasikan dua jenis sumber karbohidrat pada makanan bayi.
 7. Utamakan makanan berkalori tinggi yang dibuat sendiri karena lebih segar dan variatif dibanding makanan instant yang tinggi gula dan kaya pengawet.
 8. Untuk anak di atas 1 tahun, sebaiknya lebih selektif dengan camilan atau snack yang kosong kalori seperti permen, krupuk, atau junk food. Sesekali untuk selingan tidak apa-apa, tetapi jangan sampai menjadi asupan rutin.
9. Kreatif memilih makanan sehat padat kalori, komposisi bahan sesuai kegemaran anak, bisa diberi porsi kecil dengan frekuensi sering yang mungkin lebih mudah diterima.
10. Menambah gula pada makanan untuk tujuan menambah kalori tidak disarankan karena bisa menyebabkan karies gigi dan bahkan memicu diabetes.
11. Hindari mencuri-curi kesempatan memberikanekstra susu formula dalam botol pada bayi/anak ketika tidur karena dapat menjadi kebiasaan dan mengurangi selera makan mereka saat sarapan.
12. Sarapan itu penting, bukan hanya untuk mereka yang aktif sekolah dan bekerja, tetapi harus dibiasakan sejak bayi.
13. Bagi jadwal makan dalam sehari menjadi 3 kali makan besar ditambah 2 kali snack/cemilan. Jika belum disapih tetap berikan ASI sesuai kehendak bayi atau tetap jadwalkan pemberian ASI agar tidak terlewat di sela-sela waktu makannya.
14. Pemberian vitamin atau suplemen harus dilakukan dengan pertimbangan dokter. Diskusikan alasan-alasan pemberian suplemen sejelas-jelasnya.
15. Hati-hati dengan promosi obat perangsangnafsu makan atau produk enzim-enzim pencernaan yang katanya dapat memperbaiki berat badan anak, karena obat-obatan seperti ini tidak sepenuhnya aman.
16. Jika memang ada defisiensi vitamin atau mineral, tambahan vitamin/mineral memang diperlukan, tetapi yang paling baik adalah dengan meningaktkan asupan sumber-sumber alami vitamin dan mineral lewat makanan. Suplemen hanya bersifat membantu dan sifatnya sementara.
17. Terapkan aturan makan yang baik pada anak: waktu makan kurang dari 30 menit, tidak sambil bermain, menonton televisi atau jalan-jalan. Usahakan untuk bisa makan bersama dengan keluarga setidaknya satu kali dalam sehari.
Semoga tips-tips di atas dapat membantu meningkatkan berat badan anak. Tetapi harap diingat bahwa indikator kesehatan anak tidak hanya dilihat dari berat badannya ya :)
 
Sumber: Tips Dongkrak Berat Badan tanpa bantuan Sufor: http://kultwit.aimi-asi.org/2012/07/tips-dongkrak-bb-tanpa-bantuan-sufor/
""

Resiko Penggunaan Dot

by Aimi and 7 others

AIMI mengadopsi rekomendasi WHO untuk tidak menganjurkan penggunaan dot atau botol susu pada bayi dan balita. Alasan-alasannya antara lain adalah sebagai berikut:
 
1. RESIKO BINGUNG PUTING
 
Bingung puting adalah keadaan dimana bayi memilih untuk menggunakan botol dan dot karena cara kerja meminum ASI dari botol dan dot dan payudara berbeda. Melalui botol dan dot bayi tidak harus suckling melainkan hanya sucking. Sedangkan pada payudara bayi harus menggunakan lidahnya untuk merangsang keluarnya ASI. Sedangkan pada botol dan dot bayi hanya menyedot dan aliran ASIP sudah keluar dengan derasnya.
 
Banyak ibu bertanya adakah dot yang menyerupaipayudara ibu dapat mencegah bingung putting.. Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun dot yang menyerupai payudara ibu. Bentuk dot yang ada saat ini memudahkan susu menetes tanpa bayi harus berusaha menghisap. Masalah muncul ketika bayi merasa harus “bekerja keras” menghisap payudara ibu agar ASI dapat keluar. Sementara bayi sudah terbiasa dengan aliran susu dari dot. Bayi biasanya akan kesal dan menolak untuk menyusu langsung. Beberapa akibat juga mempengaruhi si ibu sendiri seperti payudara bengkak dan berkurangnya ASI. Pada sebagian bayi memang tidak tampak bingung puting, namun harus disadari bahwa setiap bayi berbeda. Ada bayi yang setelah beberapa waktu menggunakan dot baru terkena bingung puting, namun ada juga yang langsung terkena dampaknya.Bingung puting juga tidak mengenal usia. Bisa terjadi pada bayi baru lahir, namun bisa juga terjadi pada bayi yang sudah besar.
 
2. RESIKO TIDAK HIGIENIS LEBIH TINGGI

Dot itu sendiri tidak dapat dikatakan higienis sedangkan higienitas adalah hal mutlak bagi bayi karena sistem imunnya yang belum matang. Perlu diingat bahwa bakteri mudah berkembangbiak pada kondisi hangat. Setiap kali habis dipakai dot harus langsung dibersihkan. Bila dot berada dalam kondisi terbuka terlalu lama ataupun terjatuh juga harus segera disingkirkan. Belum lagi sisa lemak yang menempel di sela-sela dot yang sulit untuk dibersihkan. Jika hal-hal ini diabaikan dapat mengakibatkan muntah, diare, kolik dan sebagainya.
 

Penggunaan dot mempengaruhi bentuk kesehatan gigi-geligi dan otot area mulut. Penggunaan dot dalam jangka panjang dapat merusak gigi anak (karies). Sebuah penelitian menemukan bahwa anak ASI yang tidak pernah mengenal dot (dan empeng) akan tumbuh dengan memiliki wajah yang lebih proporsional. Bentuk gigi-geliginya lebih sempurna dibanding bayi yang mengenal dot.
Menyusu langsung pada payudara bukan hanya untuk membuat bayi kenyang saja. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang kompleks, melibatkanseluruh otot yang berada di sekitar mulut dan rahang. Mulut bayi harus bekerja keras untuk mendapatkan ASI. Sebaliknya pemberian ASI (dan pengganti ASI) melalui dot tidak merangsang bayi untuk belajar dan bekerja menghisap. Akibatnya,kekuatan otot-otot tersebut melemah, sehingga kemampuan bicara menjadi terhambat.. Kurang lebih sama perbandingannya seorang penari yang otot-ototnya lentur karena sering berlatih dengan yang jarang atau malas berlatih
 
4. RESIKO INFEKSI TELINGA

Otitis Media merupakan infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah. Struktur saluran telinga pada bayi lebih dekat dengan daerah mulut dan belum memiliki sistem proteksi yang kurang baik dibandingkan struktur telinga orang dewasa. Oleh karena struktur ini, gangguan pada daerah mulut akan memudahkan terjadinya gangguan pada struktur telinga bagian tengah. Pada pengguna Dot ditemukan kasus Otitis media yang meningkat. Barangkalikejadian ini terkait dengan gangguan pertumbuhan gigi dan meningkatnya kemungkinan infeksi pada penggunaan dot yang tidak higienis. Para peneliti di AAP (American Academy of Pediatry) menyarankan untuk mengurangi atau menghentikan secara total penggunaan dot untuk menghindari terjadinya Otitis Media.
Masalah muncul pada penggunaan dot adalah jika susu tetap keluar walaupun anak tidak menyedot, misalnya karena tertidur. Di sisi lain, saat anak tidur otot-ototnya menjadi rileks, termasuk otot yang menyusun saluran eustachius sehingga saluran tersebut terbuka. Nah, susu yang tetap keluar tadi bisa-bisa bukannya tertelan, namun masuk ke dalam saluran eustachius dan memenuhi rongga pada telinga tengah. Hal ini mungkin terjadi, apalagi pada anak yang menyusu botol dalam keadaan berbaring.Cairan yang terkumpul di telinga tengah kemudian dapat menjadi media infeksi bakteri. Selain itu, adanya cairan di belakang gendang telinga akan mengganggu proses transmisi suara. Akibatnya, anak menjadi sulit mendengar. Fungsi telinga dapat kembali normal apabila cairan tersebut dibuang.
 
5. KESULITAN MENYAPIH

Menyapih anak dari dot bisa jadi lebih sulit dibanding menyapih dari payudara. Sedangkan bayi yang tidak menggunakan dot kita tidak usah memikirkanbagaimana menyapih dari gelas kan? Karena seumur hidup kita akan minum menggunakan gelas.
 
6. TIDAK MENGGUNAKAN DOT BISA MEMBANTU MENJAGA BONDING IBU DAN ANAK

Kenapa demikian? Karena bayi mendapatkan kepuasan oral hanya dari puting payudara ibunya tidak dari puting botol dan dot. Sehingga bayi akan selalu menunggu saat-saat bisa menyusu langsung pada ibunya bila ada kesempatan. Hal ini penting untuk menjaga bonding ibu dan bayi terutama bagi ibu bekerja yang terpaksa harus meninggalkan bayinya selama beberapa jam setiap harinya. Yang beresiko adalah ketika ibu harus meninggalkan bayi selama beberapa hari. Bayi yang biasanya bisa menyusu secara langsung pada waktu sore dan malam ketika ibunya di rumah, mendadak harus terus diberi dot selama 24 jam. Setelah ibunya pulang, banyak kasus dimana tiba-tiba bayi menolak menyusu langsung dari ibunya.
 
Sumber:

http://aimi-asi.org/2010/10/bayi-botol-dan-dot-benarkah/

http://aimi-asi.org/2011/05/ulasan-poling-april-2011-resiko-dot/

http://jateng.aimi-asi.org/2011/12/jangan-tergoda-dengan-botol-dan-dot/

http://kultwit.aimi-asi.org/2011/06/memberikan-asi-perah-tanpa-dot/
""

Berbagai Fakta tentang Makanan / Minuman Ibu Menyusui Part.2

Apakah ibu harus mengkonsumsi makanan tertentu atau suplemen khusus agar produksi ASI-nya banyak?
 
Kuantitas hanya dipengaruhi dua hal, menyusui/memerah sesering mungkin dan sugesti positif dari ibu bahwa ASI-nya cukup yang didukung oleh mood ibu yang baik. Tidak ada yg secara spesifik disebut sebagai booster ASI (makanan/minuman/produk/obat/jamu yang dapat meningkatkan produksi ASI). Ibu bisa makan apapun yang Ibu mau. Prinsip booster ASI sebetulnya adalah sugesti positif yg dihasilkan dari memakan makanan tertentu. Kalau Ibu percaya dengan makan sesuatu bisa meningkatkan produksi ASI, makanlah. Tapi itu hanya bekerja jika yang memakan percaya. Jadi tidak boleh dilandaskan karena keterpaksaan agar produksi ASI naik. Efek sugesti positifnya muncul dari kenikmatan ketika kita mengkonsumsi makanan tersebut. Kalau ibu ingin makan daun katuk makanlah.
Tidak ada yang salah dengan makan sayuran karena itu akan selalu baik untuk kesehatan. Tetapi kalau tidak suka daun katuk, tidak usah dipaksa. Justru kalau ibu terpaksa makan sesuatu yg tidak disukai akan berpengaruh ke kuantitas produksi karena si ibu tidak happy. Kalau ibu happy, sugesti ibu positif, produksi ASI naik. Jadi yang namanya booster ASI itu bisa apa saja yang membuat ibu happy dan bersugesti positif. Mau makanan kesukaan, minuman kesukaan, film kesukaan, novel kesukaan, ke salon memanjakan diri, mandi air hangat, pijatan suami, dsb. Makanya efek booster ASI kepada setiap ibu berbeda-beda.
 
 
Sebetulnya jenis makanan seperti apakah yang mempengaruhi KUALITAS ASI?
 
Apapun yang dimakan ibu, kualitas ASI selalu baik karena dalam proses produksinya ASI akan selalu mengambil zat-zat penting yang ada dalam tubuh ibu. Kalau makanan ibu kurang, maka nutrisi akan diambil dari cadangan nutrisi dalam tubuh ibu. Makanya kalau ibu tidak cukup asupan bernutrisi, yang tekor ya badan ibu sendiri. Kalau badan ibu tekor nutrisi berarti ibu akan mudah sakit. Kalau ibu mudah sakit itu akan mengganggu kelancara menyusui. Kalau kategori gizi ibu baik atau sedang, produksi ASI juga akan selalu baik. Kalau kategori gizi ibu buruk, yang semakin tekor nutrisiadalah ibu sendiri. Dan biasanya ibu memerlukansuplemen multi-vitamin danmineral dari dokter untuk membantu meningkatkan kualitas gizi ibu dan menjaminasupan vitamin dan mineral yang cukup bagi produksi ASI juga. ASi dari ibu yang status gizinya buruk hanya mengalami defisit micro nutrients seperti vitamin dan mineral. Sementaramacro nutrients-nya seperti karbohidrat, lemak, protein, dan sebagainya tetap baik.
 
 
Referensi:
 
http://www.llli.org/nb/nbmaternalnutrition.html

 
http://www.kellymom.com/nutrition/mom/index.html

 
http://www.llli.org/nb/nbmarapr04p44.html

 
http://supportbreastfeeding.wordpress.com/2009/01/14/kebutuhan-gizi-saat-menyusui/

 
http://www.kemangmedicalcare.com/kmc-tips/tips-dewasa/1462-gizi-ibu-hamil-dan-menyusui.html

 
http://www.ayahasi.org/2011/11/ibu-menyusui-boleh-makan-pedas.html
""

Berbagai Fakta tentang Makanan / Minuman Ibu Menyusui Part.1

By Aimi and 3 others

Salah satu pertanyaan yang kerapkali dilontarkan Ibu-ibu menyusui adalah
makanan apa yang perlu dihindari selama menyusui? Jawabannya adalah TIDAK ADA makanan yang wajib dihindari Ibu hanya karena ia menyusui. Ibu dapat
mengkonsumsi berbagai jenis makanan atau minuman dalam jumlah yang wajar.
Namun, ibu harus selalu mencermati reaksi dari si bayi, terutama jika dalam keluarga terdapat riwayat alergi. Ibu dapat saja menghindari makanan pemicu alergi seperti kacang-kacangan, seafood, atau produk dari susu, namun sekali lagi hal ini berbeda reaksinya untuk setiap anak. Yang penting, ibu menyusu harus makan mengikuti aturan pola makan bergizi seimbang agar kondisi tubuh tetap sehat selama menyusui dan agar tubuh ibu tidak tekor nutrisi.
 
Makanan Pedas  
 
Di kultur kita kebiasaan makan pedas tidak bisa dihilangkan. Biasanya
kala menyusui Ibu-ibu mengurangi atau menghilangkan kebiasaan ini karena
khawatir bayi mereka akan rewel, sering kentut atau problem-problem lain akibat
‘rasa’ dan kualitas ASI yang berubah. Anggapan ini ternyata tidak memiliki
bukti yang kuat. Tentang pengaruh cabai kepada ASI, rasa pedas dalam cabai timbul karena senyawa Capsaicin pada cabai membuat sensasi panas dan pedas di lidah karena kulit lidah sangat sensitif. Makanan pedas akan mengalami penyerapan dalam tubuh ibu dan zat-zat makanannya baru digunakan untuk memproduksi ASI. Walau ada ahli mengatakankalau Senyawa Capsaicin bisa terkandung di dalam ASI, tapi tidak bisa membuat bayi merasakan pedas. Tetapi memang ada beberapa bayi alergi/sensitif ketika senyawa capsaicin ini berpengaruh ke pencernaannya. Jadi dicoba saja makan pedas, jika bayinya tidak apa-apa, berarti tidak apa-apa dan memang rata-rata bayi Indonesia memang tidak apa-apa kalau ibunya makan pedas. Tentu saja, makan pedasnya dalam jumlah yang wajar karena jika terlalu banyak nanti Ibu yang akan diare dan proses menyusui terganggu karena Ibu tidak fit.
 
 
Kafein 
 
Berbagai literatur menyusui menyatakan sejumlah tertentu kafein 1-2
cangkir kopi atau sekitar 300 ml gram kafein tidak akan menimbulkan masalah
baik bagi kebanyakan Ibu maupun bayi. Namun perlu diingat bahwa kafein tidak
hanya terkandung dalam kopi. Banyak sumber kafein lain yang patut diperhatikan
Ibu seperti minuman soda atau cola, obat pereda nyeri dan demam, coklat, dan
teh. Asupan kafein yang berlebihan akan membuat bayi terjaga, aktif, mata
terbuka lebar, dan bisa jadi rewel. Kemampuan bayi memetabolisme kafein mulai
terbentuk pada usia 3 hingga 4 bulan. Jadi ada baiknya sebelum usia itu asupan
kafein sangat dibatasi. Jika Ibu curiga bayinya bereaksi terhadap kafein,
baiknya Ibu perlu menghindari segala sumber kafein hingga batas minimum. Jika ingin konsumsi minuman ber-kafein mulai dengan porsi kecil dan perhatikanreaksi bayi.  
 
 
Makanan Panas atau Dingin
 
Ibu menyusui boleh makan makanan panas dan dingin. Sensasi panas dan
dingin hanya ada dalam mulut yang memakan. ASI yang ada dalam payudara selalu bersuhu sama, yaitu antara 37-38 derajat Celcius atau sesuai dengan suhu tubuh si ibu.
 
 
Makan Ikan
 
Banyak yang mengatakan bahwa mengkonsumsi ikan bisa membuat ASI menjadi berbau amis Sebenarnyaadalah kandungan zat gizi yang terkandung dalam ikan dan sari laut itu banyak mengandung asam lemak omega 3 yang bermanfaat bagi tubuh,misalkan untuk mengontrol kadar kolesterol darah, mencegah jantung koroner, penyempitan dan pengerasanpembuluh darah. Yang penting, pastikan ikan atau sari laut yang akan kita konsumsi masih dalam keadaan segar, sebab bila kurang segar akan memicu reaksi alergi. Bila anda penggemar ikan mentah masakan Jepang sebaiknya tidak mengkonsumsi dalam jumlah banyak, karena dikhawatirkan daging tersebut masih mengandung bakteri parasit yang akan membahayakan. Jika ibu mengkonsumsi seafood perhatikan bagaimana reaksi bayi, terlebih jika ada riwayat alergi dalam keluarga.
 
Jamu
Jika ingin konsumsi jamu pastikan jamunya tidak mengganggu produksi ASI. Jika ibu masih harus mengkonsumsi obat dari dokter setelah melahirkan, apstikan jamunya tidak bertentangan dengan pengobatan medis yang sedang dijalankan. Perhatikan juga reaksi bayi karena beberapa bayi sangat sensitif terhadap bahan-bahan tertentu dalam jamu (rempah-rempah).
 
 
Apakah Jika Sedang Menyusui Berarti Harus Makan Untuk Dua Orang atau Lebih?
 
Menyusui bukan berarti harus makan berlipat-lipat karena dianggap makan
untuk ibu dan bayinya. Seorang
ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk dapat
menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu selalu menuruti rasa laparnya. Proses menyusui itu sendiri membantu ibu mengurangi berat badan dan menjadi langsing kembali. Berdiet berlebihan atau menahan lapar akanmengurangi produksi susu si ibu karena menghambatbekerjanya hormone oksitosin. Yang harus diperhatikan
tentang asupan kalori ibu menyusui adalah sebagai berikut:
 
  a. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, dalam
arti memenuhi zat-zat gizi penting seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral dan disajikan secara bervariasi.
  b. Asupan makanan diperhatikan kualitas gizi
serta nutrisinya, bukan mementingkan kuantitas.
  c. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering (misalnya: 3 kali
makan besar, diselingi 2 sampai dengan 3 kali snack).
  d. Jika diperlukan, cermati kebutuhan kalori atau
konsultasikan asupan dan menu makanan kepada ahli gizi sehingga kebutukan
kalori ibu pada menyusui tercukupi.
 
Bila Bayi Sakit, Apakah Bisa Jika Ibu yang Meminum Obatnya Agar Bayi Tidak terlalu Banyak Kena Bahan Kimia?
 
Ini adalah mitos yang salah. Kalau ibu yang sakit yang diobati si ibu, kalau bayi yang sakit yang diobati bayinya. Obat yang ibu minum akan diproses oleh organ pencernaan ibu dan diserap oleh tubuh ibu. Akhirnya yang sampai ke ASI sangat sangat sedikit dan bisa jadi tidak ada sama sekali. Meskipun demikian ada beberapa kategori obat yang tidak boleh diminum oleh busui karena bisa berpengaruh di ASI atau berbahaya bagi bayi. Lagipula jenis obat dan dosis obat untuk dewasa dan bayi itu berbeda Misalnya, obat batuk untuk anak dengan obat batuk untuk dewasa jelas berbeda. Contoh yang paling sederhana, dosis paracetamol. Untuk dewasa konsumsinya 500 mg sekali minum. Untuk bayi dosis paracetamol harus disesuaikan dengan usia dan berat badan. Kalaupun ada saat dimana bayi harus minum obat yang diberikan oleh dokter, perlu diketahui bahwa dosis obat yang diberikan pada bayi sangat rendah dibandingkan dengan dosis obat orang dewasa. Biasanya obat untuk bayi diberikan dengan perhitungan miligram per berat badan bayi. Bisa dibayangkan bila obat tersebut yang minum ibunya, meskipun ada beberapa jenis obat yang bisa saja terserap dalam ASI namun tentu saja sudah tidak bisa dijadikan sebagai cara pengobatan yang sesuai ketentuan. Maka tak heran bila bayi yang sakit tidak sembuh-sembuh akibat ibu yang mengkonsumsi obat tersebut.
Jadi, keputusan kapan memberi obat kepada bayi juga harus melihat keadaan. Jika tidak perlu minum obat, ya tidak perlu obat. Kalau memang bayi harus minumobat, apalagi yang diresepkan oleh dokter, harus diberikan langsung kepada bayi sesuai dosisnya.
 
 

Panduan Memerah Payudara dengan Tangan

by Ruli Indriani and Aimi

Meskipun para ibu memiliki breastpump, ada baiknya untuk tetap belajar bagaimana cara memerah payudara dengan tangan karena terkadang keahlian ini diperlukan jika situasi sedang tidak memungkinkan, misalnya bila sedang tidak bisa membersihkan breastpump, breastpump tiba-tiba rusak atau ketika puting payudara sedang luka sehingga sakit apabila diperah dengan breastpump.

1. Tangan selalu dalam keadaan bersih. Siapkan cangkir, gelas, atau mangkok yang sangat bersih. Cucilah mangkok dengan air sabun. Tuangkan air panas ke dalam cangkir dan biarkan selama beberapa menit. Apabila sudah siap untuk memerah ASI, buang air dari cangkir.
2. Badan condong ke depan dan sangga payudara dengan tangan.
3. Bentuk huruf C dengan jari telunjuk dan jempol,, tempelkan di payudara tepat diatas garis aerola/ di dalam lingkaran aerola. Tergantung diameter aerola juga, jika cukup lebar, maka taruh tangan posisi C itu di dalam lingkaran aerola 
4. Posisi tangan huruf C itu diletakkan di titik jam 12 dan 6 lalu gantian di titik jam 3 dan 9
 5. Tekan ke arah rongga dada (tekan ke dalam) lalu tarik sambil dorong ke arah puting
6. Lakukan berulang, lalu pindah posisi (mengikutiposisi jam-jam di atas) atau pindah tangan. Setelah dirasa cukup, pindah payudara
7. Jika dirasa ada bagian dari payudara mengeras/ grenjel2, berhenti memerah, ganti dengan pijatan. Pijat dari pangkal ke puting 
8. Usahakan memijat seluruh bagian payudara (memutar) karena biasanya bagian dekat ketiak sering tak terpegang
9. Setelah memijat, kembali lakukan memerah dengan tehnik yang sama. Beberapa menit kemudian pijat lagi lalu perah, dst. Ini biasanya lebih bisa memaksimalkan keluarnya ASI karena bisa dirasakan bagian-bagian yang keras.
10. Jangan memijat puting susu itu sendiri. Jangan menggerakkan jari sepanjang puting. Menekan atau menarik puting susu tidak dapat memerah ASI. Ini merupakan hal yang sama terjadi bila bayi mengisap dari puting susu saja.

Jika sudah terbiasa, biasanya memerah dengan tangan menjadi lebih simpel dan mudah dan biasanya juga lebih cepat. Memerah dengan tangan juga sering kali lebih maksimal untuk menstimulasi  payudara daripada menggunakan breastpump. Inti dari memerah dengan tangan adalah payudara tidak merasa sakit saat diperah. Jika sakit, ada yg salah dari cara memerahnya. Jika tipe kulit kering, keluarkan sedikit ASI-nya lalu oleskan pada kulit puting agar kulit payudara tidak mudah luka.

Berbagai video tentang cara memerah payudara dengan tangan:
http://www.youtube.com/watch?v=Tuhuekl-3JY

http://www.youtube.com/watch?v=k6V9xTZAWq0

Sumber:
http://kultwit.aimi-asi.org/2011/06/memerah-dengan-tangan/

http://jateng.aimi-asi.org/2010/11/manajemen-laktasi-untuk-ibu-bekerja/?doing_wp_cron=1356399078.0139079093933105468750
""

Tips Mengatasi Bayi yang Suka Menggigit Puting

By Lianita Prawindarti and Aimi

Semua ibu yang sudah menjalani proses menyusui cukup lama sudah mulai mengenal berbagai tahapan dalam menyusui. Ada tahapan belajar di awal yang membuat kita mesti kadang menahan sakit karena puting lecet dan membutuhkan kesabaran ekstra sampai nantinya menuju fase menyapih yang biasanya cukup emosional. Nah, salah satu fase yang tidak kalah menantang adalah fase menggigit puting. Fase ini cukup seru karena sebetulnya sering melibatkan kerjadian yang lucu karena tingkah polah si anak, tetapi seringkali tidak lucu karena ibunya juga merasa kesakitan. 
 
Biasanya, dalam jangka waktu 2 tahun menyusui, ibu bisa mengalami beberapa kali fase bayi suka gmengigit puting.  Jangan dibiarkan ya Bu, karena bayi juga harus tahu bahwa ibunya pun punya batasan. Tentu masih ingat kan pada prinsip bahwa menyusui itu tidak terasa sakit dan tidak boleh terasa sakit? Karena jika ibu merasa sakit, berarti ada proses atau caranya yang harus diperbaiki.
 
Ada berbagai alasan kenapa bayi menggigit: sedang tumbuh gigi, mengajak ibu main atau bercanda, bayi sedang gemas, atau karena pelekatan yang tidak pas sehingga bayi merasa kesal dan lain sebagainya.
 
Bayi yang sedang menyusu dengan pelekatan yang sempurna, secara fisik tidak akan bisa mengigit puting karena mulut sedang terbuka lebar dan puting masuk jauh ke dalam mulut si bayi.  Jadi untuk dapat mengigit puting ibunya, bayi harus melepaskan pelekatannya tadi, lalu memundurkan kepalanya sedikit dan kemudian baru: hap! Gigit!
 
Kalau sedang menyusui, perhatikan gerakan melepas pelekatan dan mundur tersebut. Jika itu terjadi, segera lepaskan payudara dengan menyelipkan jari di sudut mulut bayi.  Bagaimana jika kalah cepat dengan si kecil? Selipkan jari di mulutnya. Setelah dia buka mulut, tarik payudara keluar. Tetapi jangan ditarik paksa ya, agar tidak terluka. Kemudian tutup pakaian dan berhenti sejenak. Satu tips penting: jangan berteriak, tertawa, menjerit atau melotot karena bayi justru akan menganggap itu lucu dan jadi kesenangan. Atau bisa jadi, reaksi keras dari ibu bisa membuat bayi jadi kaget dan malah trauma menyusu.
 
Setelah pakaian ditutup, jelaskan kepada si kecil bahwa ibu merasa sakit jika digigit. Sehingga kalau payudara sakit, tidak akan bisa dipakai untuk menyusui sementara waktu. Jika bayi masih ingin menyusu, berikan payudara yang satunya. Jika dia mengulanginya lagi, ulangi kembali cara di atas. Kalau dia minta lagi, kali ini beri tahu bahwa dua payudara ibu sedang sakit. Bayi kita cukup pintar lho, dia akan cepat menyerap hubungan sebab-akibat yang tadi dia alami. Manfaatkanlah fase ini untuk mengajarkannya berempati. Jika ada orang lain saat itu seperti ayah/nenek/pengasuh, minta mereka mengajak bayi minta maaf pada ibu. Lho, bayi kan belum bisa bicara? Betul, tetapi bukan berarti mereka tidak mengerti. Manfaatkan setiap fase menyusui untuk belajar berkomunikasi dengan bayi, bahkan saat bayi belum bisa berbicara sekalipun. Fase mengigit ini adalah saat yang tepat juga untuk mengajarkan anak kesopanan dan patuh pada  aturan dalam konteks yang sederhana. Dia akan memahami bahwa ibu punya batas dan mengigit puting itu tidaklah menyenangkan.
 
Usahakan juga menyusui bayi di tempat yang tenang agar konsentrasi bayi tak terganggu. Kadang bayi menggigit karena mendengar suara lain dan menoleh ke sumber suara tanpa melepaskan mulutnya dari puting payudara. Kadang bayi suka menggigit karena merasa kurang perhatian dari Ibu, misalnya Ibu menyusui sambil main HP, menonton televisi atau hal lainnya. Ajak bayi mengobrol, menyanyikan lagu untuknya atau usap-usaplah kepalanya saat menyusui.
 
Kadang bayi menggigit puting payudara ketika sudah akan berakhir menyusunya. Jadi, kenali tanda-tanda dia akan selesai menyusu. Jika hisapan bayi sudah mulai melemah atau gerakannya melambat, cobalah mengeluarkan puting payudara secara perlahan.
 
So, Moms yang sedang kesakitan karena digigit, jangan ditahan sendiri yaaa.. omunikasikan kepada si bayi juga. 
 
Diaptasi dengan modifikasi sesuai keperluan dokumen dari: http://kultwit.aimi-asi.org/2011/06/fase-menyusui-menggigit/
""

Seputar Persiapan Menyusui Sejak Masa Kehamilan

by Aimi

MEMPERSIAPKAN MENYUSUI DI MASA KEHAMILAN

Apa yang harus dilakukan selama hamil agar ASI bisa lancar setelah melahirkan?
JAWAB: Mempersiapkan payudara secara fisik saat kehamilan sebetulnya tidak diperlukan. Namun secara turun temurun di Indonesia memang banyak yang percaya perawatan payudara saat hamil bisa membuat ASI lancar, walau dari hasil pengamatan dan penelitian tidaklah demikian. Yang menjadi kunci sukses menyusui di hari2 awal melahirkan adalah IMD yang benar, rawat gabung, dan bantuan belajar menyusui (posisi dan pelekatan menyusu, pijat payudara setelah melahirkan, dan belajar memerah payudara). Baik pijat payudara maupun puting selama kehamilan dapat memicu kontraksi, terutama bagi ibu yang sensitif, seperti punya sejarah pendarahan atau pernah keguguran. Bersihkan puting seperlunya saja saat mandi, tidak perlu perawatan ekstra dengan menggunakan berbagai macam minyak. Karena sebenarnya di areola (bagian gelap di sekitar puting) itu sudah ada pelumas alaminya. Kelenturanputing akan meningkat seiring usia kehamilan, dan akan semakin meningkat setelah melahirkan. Jadi menarik-narik puting juga sebaiknya tidak dilakukan saat hamil. Jangan lupa baca dokumen grup tentang Laktogenesis juga.
 
ASI KELUAR SAAT HAMIL
ASI saya belum keluar padahak kehamilan saya sudah mencapai trimester ketiga. Apa ini tandanya ASI saya akan terlambat keluar nantinya?
JAWAB: ASI diproduksi sejak kehamilan memasuki trimester kedua, namun tidak semua ibu mengalami ASI keluar saat kehamilan. Keluar atau tidaknya ASI selama hamil sama-sama normal. Kolostrum akan keluar setelah bayi dan plasentanya lahir. Silakan baca secara detail dokumen grup tentang Laktogenesis atau tahapan produksi ASI.
 
FASILITAS KESEHATAN PRO-ASI:
Apakah ciri-ciri rumah sakit/klinik yang mendukung pemberian ASI?
JAWAB: sesuai 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang ditetapkan pemerintah yang bersumber dari rekomendasi WHO, ada 10 indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah sebuah rumah sakit atau klinik bisa dikatakan pro-ASI atau tidak. Kesepuluh indikator ini tercakup dalam 10 langkah di atas, yaitu:
  1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI
  2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya
  3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahuimanfaat ASI dan langkah keberhasilan  menyusui. Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif
  4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (IMD dilakukan setidaknya selama 1 jam)
  5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)
  6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir
  7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
  8. Melaksanakan pemberian ASI  sesering dan semau bayi
  9. Tidak memberikan dot/ kempeng
  10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan
 
PERSIAPAN MENYUSUI
Apa-apa saja yang harus dipersiapkan ibu bekerja yang sedang hamil agar sukses menyusui?
JAWAB:
Persiapan ketika hamil
1. Rencanakan agar porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir. Masa-masa ini sangat penting untuk mempererat kelekatan (bonding) antara ibu dan bayi serta untuk memantapkan serta meningkatkan pasokan ASI.
2. Beritahu kantor Anda tentang rencana untuk memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja. Cek juga adakah ruangan memerah ASI, atau ada ruang kosong yang bisa digunakan untuk memerah ASI di kantor Anda.
3. Cari organisasi atau kelompok pendukung ibu ASI baik di lingkungan rumah atau kantor. Mintalah dukungan rekan kantor, atasan, dan serikat pekerja atas keputusan Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
4. Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulailah mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai. Cari juga perlengkapan menyusui yang dibutuhkan nantinya seperti cooler bag, botol ASIP, icegel atau blue ice, apron menyusui, dan sebagainya. 
5. Jika masih ingin bekerja, pertimbangkan berbagai pilihan ide pekerjaan yang tersedia. Misalnya bekerja paruh waktu, bekerja dari rumah, pulang-pergi untuk menyusui, dan lain-lainnya, agar kegiatan menyusui tetap lancar.
6. Cari RS dan dokter yang benar-benar pro-ASI yang berkomitmen membantu Anda untuk bisa menyusui
7. Kunjungi klinik laktasi idealnya dua kali pada masa kehamilan untuk berkonsultasi tentang persiapan menyusui. Atau bisa juga mengikuti kelas-kelas edukasi menyusi atau kelas-kelas kehamilan yang juga membahas tentang persiapan menyusui. 
 
Persiapan pascakelahiran
1. Segeralah lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) minimal satu jam setelah melahirkan, atau mulailah menyusui bayi dalam dua jam setelah kelahiran. Jika bayi tidak mengalami kondisi serius yang mengharuskannya dirawat terpisah, usahakan agar ibu dan bayi dirawat gabung, dan menghindari pemberian cairan prelaktal (susu formula).
2. Perbanyak kontak kulit dengan bayi untuk meningkatkan bonding antara ibu dan bayi selama di rumah sakit dan di rumah.
3. Istirahatlah yang cukup, relaks, dan fokuskan diri untuk memantapkan kegiatan menyusui. Tingkatkanpasokan ASI dengan sering menyusui sesuai permintaan bayi (minimal 8-12 kali sehari).
4. Hindari pemberian ASIP (ASI Perah) dengan menggunakan dot, karena bisa membuat bayi mengalami bingung puting. Sebaiknya, belajarlahuntuk memberikan ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode lain seperti cangkir, pipet, spuit, sendok, dan lain-lain. 
5. Mulailah untuk menabung ASIP kurang lebih dua minggu sebelum masuk bekerja. Kemudian simpan ASIP dengan tata cara yang tepat agar kualitas dan nutrisinya tak berkurang.
6.  Jika memungkinkan, gunakan satu hari untuk praktik meninggalkan bayi, memerah dan menyimpan ASIP di kantor, dan melakukan perjalanan dari dan ke kantor.
 
Persiapan ketika sudah kembali berkantor
1. Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis. Karena ini bisa membantu Anda agar tak mengalami "jetlag" saat kembali bekerja. Akan lebih mudah bagi Anda untuk mulai kembali bekerja selama dua hari seminggu dibanding seminggu penuh.
2. Susui bayi sebelum berangkat ke kantor. Selain itu, usahakan agar saat berpisah dan bertemu kembali (pulang ke rumah), dilakukan dalam suasana yang gembira.
3. Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal sebelum payudara terasa penuh. 
4. Jika menggunakan pengasuh bayi, pastikan bahwa mereka mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar. Minta juga agar mereka tak memberikan ASIP ketika mendekati waktu Anda sampai di rumah setelah bekerja. 
5. Susuilah bayi ketika Anda sudah kembali pulang, malam hari sebelum tidur, di akhir pekan, dan setiap saat sedang bersama bayi. 
6. Mintalah dukungan sesama ibu bekerja di kantor, untuk saling bertukar pendapat, berbagi pengalaman, dan saling mendukung untuk tetap memberikan ASI.""

Sumber: Dokumen AIMI

Media Pemberian ASIP

By AIMI dkk
 
1. CUP FEEDER (GELAS SLOKI)
Langkah-langkah yang dilakukan jika ingin memberikan ASIP melalui gelas
sloki adalah:
1. Gendong bayi di pangkuan dan posisikan bayi dengan kepala agak tegak,
gunakan tangan untuk menopang bahu dan leher bayi.
2. Gunakan gelas sloki kecil.
3. Tempelkan bibir gelas sloki ke bibir bayi.
4. Miringkan gelas sloki hingga ASIP menyentuh bibir bawah bayi dan biarkan bayi
menyeruput seperti kucing yang sedang minum. Jangan menuangkan ASIP ke
mulut bayi.
5. Penting untuk menjaga aliran ASIP agar bayi tetap dapat menyeruput secara
terus menerus.
6. Lakukan perlahan karena bayi dan pemberi ASIP sedang sama-sama belajar.
7. Coba lakukan langkah-langkah diatas berkali-kali hingga bayi dan pemberi ASIP
sama-sama merasa nyaman.
 
2. SPOON FEEDER
Pemberian susu melalui sendok sudah ada sejak dahulu kala, mungkin sejak botol dan
dot belum ditemukan karena sendok adalah peralatan yang sangat mudah ditemukan.
Ketika tiba-tiba seorang ibu harus keluar rumah dan meninggalkan bayinya dengan
orang lain maka sendok adalah peralatan yang pasti ada di rumah.
Pemberian ASIP dengan sendok pada intinya sama dengan penggunaan gelas sloki.
Posisikan bayi agak tegak, kemudian tempelkan sendok yang telah diisi ASIP ke bibir
bayi, biarkan mulut bayi terbuka dan sendokkan ASIP ke dalam mulut bayi. Resiko ASIP
berceceran lebih banyak karena pemberi ASIP harus membawa sendok yang berisi
ASIP dari gelas ke bibir bayi.
 
3. PIPET dan SPUIT FEEDER.
Pipet yang digunakan adalah pipet yang terbuat dari plastik, hindari pipet yang terbuat
dari kaca karena khawatir akan melukai bayi. Cara penggunaan pipet adalah masukkan
ujung pipet ke mulut bayi kemudian teteskan beberapa tetes ASIP, tunggu hingga bayi
menelan ASIP nya kemudian ulangi lagi.
Spuit yang digunakan adalah spuit ukuran besar tanpa jarum suntiknya. Isi spuit dengan
ASIP kemudian dekatkan ujung spuit ke mulut bayi hingga mulut bayi terbuka, kemudian
tuangkan sedikit-sedikit ke mulut bayi dan bayi akan menelan ASIPnya.
 
Bentuknya hanpir seperti spuit besar hanya saja ujungnya lebar seperti ujung gelas
sloki. Cara pemakaiannya, isi tabungnya dengan ASIP kemudian tekan ujung tabung
yang dekat mulut softcup hingga ASIP mengalir ke mulut softcupnya, kemudian sama
seperti cup feeder, tempelkan ke bibir bawah bayi dan biarkan dia menyeruput, jika
ASIP yang di mulut softcup sudah habis tekan kembali tabungnya hingga ASIP mengalir
kembali.
 
Yang perlu diingat ketika memberikan ASI Perah melalui media-media ini adalah:
1. Berikan ketika bayi dalam keadaan tidak terlalu haus atau lapar. Karena kalau bayi sudah sangat lapar maka bayi menjadi tidak sabaran dan akhirnya menangis, apalagi jika bayi dan pemberi ASIP masih sama-sama belajar.
2. Serahkan tugas memberi ASIP kepada orang lain selain ibu. Karena bayi memiliki
kecenderungan untuk mengenali sekali ibunya dan ia akan memilih untuk menyusu langsung dibanding meminum ASIP.
3. Latih bayi sedini mungkin karena semakin sering latihan maka bayi akan semakin mahir meminum ASIP dan yang memberikan ASIP juga mengetahui apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi dirinya.
4. Mintalah orang yang akan memberikan ASIP mencoba semua media yang ada, cup, sendok, pipet ataupun spuit dan biarkan ia memutuskan media apa yang paling nyaman buat dia dan bayi kita.
5. Masih banyak orang yang menganggap memberikanASIP tanpa dot adalah sesuatu yang ribet dan menyusahkan dan karena kita merasa tidak enak meninggalkan bayi
kita pada mereka kita akan mudah menyerah dan membiarkan bayi diberi ASIP melalui dot, pada kasus saya, saya ajak ibu saya ke klinik laktasi dan biarkan konselor laktasi menjelaskan panjang lebar mengenai keuntunganmemberikan ASIP tanpa dot dan ia lebih percaya (dibanding dengan anaknya sendiri yang ngomong). Dan terbukti saat ini baik ibu saya maupun si mbak yang di rumah menyatakan jauh lebih enak ketika anak terbiasa untuk minum dari gelas dari bayi, di umur 1 tahun 5 bulan ini dia sudah bisa minum menggunakan gelas apapun juga, tidak sibuk mensteril dan mencuci botol dan
dot.
Sumber: http://aimi-asi.org/2010/10/bayi-botol-dan-dot-benarkah/
 dan http://kultwit.aimi-asi.org/

2012/10/kasih-asip/""

Serba-Serbi Relaktasi (Menyusui Kembali)

By Ratna Wahyu Kartika Sari and 5 others

Apakah itu Relaktasi?
Relaktasi adalah proses menyusui kembali. Ini terjadi ketika seorang ibu memutuskan kembali menyusui anaknya setelah berhenti menyusui, tanpa melihat berapa lama laktasi terhenti. Relaktasi bisa dilakukan oleh para ibu setelah beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa tahun setelah berhenti menyusui.

Kondisi apa saja yang membutuhkan relaktasi?
 1.Bayi terpisah dari ibu karena salah satu dari mereka sakit dan setelah sembuh ingin memberikan ASI kembali
 2. Ibu yang beberapa saat tidak dianjurkanmenyusui, misalnya untuk pemeriksaan dengan zat radioaktif.
 3. Bayi prematur saat mulai belajar menyusu sehingga proses pemberian ASI atau susu formula dilakukan dengan alat bantu. Setelah berat badan si bayi cukup, si ibu ingin menyusuinya secara langsung.
 4. Yang paling umum, karena berbagai alasan (misalnya produksi ASI menurun), seorang ibu beralih ke susu formula, sehingga akhirnya menurunkan produksi ASI

Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan relaktasi?
1. Hal yang berhubungan dengan bayi
a) Keinginan bayi untuk menyusu. Keberhasilan relaktasi terjadi bila bayi segera menyusu saat didekatkan pada payudara. Pada awalnya bayi memerlukan bantuan untuk dapat melekat dengan benar pada payudara. Salah satu penelitian relaktasi menemukan bahwa 74% bayi menolak untuk segera menyusu pada awal laktasi yang disebabkan karena bayi kesulitan melekat pada payudara dan memerlukan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih mengatasinya. Penolakan pada awal relaktasi bukan berarti bayi akan selalu menolak menyusu pada ibu, diperlukan kesabaran ibu untuk menghadapi hal ini.
b) Usia bayi. Akan lebih mudah melakukan relaktasi pada bayi baru lahir sampai bayi berusia kurang dari 8 minggu.
c) Lamanya waktu laktasi terhenti (breastfeeding gap). Umumnya relaktasi akan lebih mudah bila waktu terhentinya laktasi belum lama
d) Pengalaman makan bayi selama terhentinya laktasi.Kesulitan mengajari bayi untuk menyusu kembali sering kali terjadi bila bayi tersebut sudah terbiasa menggunakan dot. Sehingga untuk kasus bayi yang lahir dengan berat badan rendah disarankan untuk diberikan minum dengan cangkir untuk mempermudah proses relaktasi.
e) Sudah mendapat makanan pendamping. Relaktasi akan sulit dilakukan pada bayi yang sudah mendapat makanan pendamping.
2. Hal yang berhubungan dengan ibu
a) Motivasi ibu. Ibu mempunyai motivasi yang kuat karena mengetahui laktasi sangat penting dalam mendukung kesehatan bayi.
b) Lamanya waktu dari berhentinya laktasi (lactation gap). Umumnya makin pendek waktu terhentinya laktasi, makin mudah ibu untuk melakukan relaktasi.
c) Kondisi payudara ibu. Adanya infeksi atau luka pada payudara maupun bentuk puting yang terbenam menjadikan alasan ibu menghentikan laktasi. Setelah infeksi teratasi dan ibu mendapat bimbingan laktasi, motivasi ibu muncul untuk menyusui anaknya kembali.
d) Kemampuan ibu untuk berinteraksi dengan bayinya dan dukungan dari keluarga, lingkungan dan tenaga kesehatan.
 
Persiapan Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Melakukan Relaktasi?
1. Pilihlah waktu melakukan relaktasi yang tepat. Sebaiknya relaktasi tidak dilakukan dalam periode pindahan rumah, ibu sedang banyak kegiatan, ibu atau bayi sedang tidak terlalu sehat, sehari-hari ibu hanya tinggal sendiri di rumah dengan bayi, dsb.
2. Bersiap-siaplah untuk menghadapi stres yang mungkin akan dialami selama minggu-minggu pertama dimulainya masa relaktasi. Ada kemungkinan bayi akan menolak menyusu langsung dari payudara, atau bayi akan lebih banyak menangis karena merasa frustasi dengan sedikitnya ASI yang mulai keluar.
3. Mintalah dukungan mental dari orang-orang terdekat di lingkungan.
4. Konsultasikan masalah Anda dengan tenaga profesional seperti konselor atau konsultan laktasi. Sebagian besar proses relaktasi memang membutuhkan pendampingan konselor atau konsultan menyusui.
5. Percaya bahwa akan mampu untuk memberikanyang terbaik untuk bayi, dan walaupun awalnya terasa sangat sulit, namun yakin bahwa perjuangan akan membuahkan hasil.
6. Pastikan cukup makan dan minum yang bergizi untuk menjaga kondisi tubuh selama proses relaktasi.
 7. Anda dapat mengkonsumsi apapun yang Anda sukai dan Anda percayai dapat meningkatkan produksi ASI. Ingat, kata kuncinya adalah “suka” dan “percaya”. Jika Anda tidak percaya bahwa suatu makanan atau minuman bisa memperbanyak ASI, hasilnya tidak akan optimal. Begitu juga jika Anda mengkonsumsi makanan atau minuman secara terpaksa. Jika diperlukan. mintalah kepada dokter Anda obat yang dapat membantu tubuh dalam memproduksi ASI,
8. Mulai mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang sekiranya bisa delegasikan, karena akan menghabiskan hampir seluruh waktu bersama bayi selama minggu-minggu pertama program relaktasi.
9. Kurangi kegiatan di luar rumah, dalam minggu-minggu pertama masa relaktasi sedapat mungkin menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari bersama bayi.
10. Tingkatkan skin to skin contact dengan bayi. Tidurlah bersamanya baik pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah sesering mungkin.
11. Lakukan terus komunikasi pada bayi Anda, meskipun si kecil belum sepenuhnya memahami apa yang Anda katakana, namun komunikasi ini akan mampu meningkatkan bonding antara Ibu dengan bayi, sekaligus meningkatkan sugesti positif ibu agar sukses relaktasi.
12. Sebisanya mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dikerjakan sendiri, seperti memandikan, menggantikan popok, menidurkan dan mengajaknya bermain.
13. Berlatih memposisikan bayi pada payudara dengan posisi dan pelekatan yang benar. Cobalah dengan berbagai cara untuk menemukan kembali posisi yang paling nyaman ketika mulai menyusui.
 
Bagaimana Cara Melakukan Relaktasi?
Relaktasi hanya bisa dilakukan dengan satu cara, yaitu : membiarkan bayi menyusu sesering mungkin pada payudara. Frekuensi menyusui ini setidaknyaadalah 10 kali dalam 24 jam atau lebih jika memang bayi menginginkannya.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat tempuh dalam proses relaktasi:
1. Biarkan bayi mengisap payudara sekitar 30 menit setiap kali ia menyusu, jika dimungkinkan. Atau secara bertahap dapat ditingkatkan durasi menghisapnya tersebut, dimulai dari sekurangnya 15 menit pada saat menyusu.
2. Usahakan untuk selalu bersama bayi terutama pada malam hari ketika hormon prolaktin sedang dihasilkan secara optimal.
3. Susu formula yang sebelumnya sudah diberikan tetap diberikan sesuai berat badan bayi, tetapi segera setelah ASI mulai keluar sedikit, porsi susu formula tersebut dapat dikurangi sebanyak 30-60 ml dalam sehari, sampai akhirnya tidak diberi sufor sama sekali. Sufor hendaknya tidak diberikan dengan dot, tetapi dengan pipet, cup feeder atau sendok. Hentikan juga penggunaan empeng, karena empeng akan membuat bayi merasa nyaman sehingga dia merasa tidak perlu menghisap pada payudara ibu.
 4. Lama berhenti menyusui dapat dijadikan tolak ukur kasar mengenai jangka waktu relatasi. Jika baru berhenti menyusui, maka dibutuhkanwaktu yang tidak lama untuk menghasilkan kembali atau meningkatkan pasokan ASI. Namun, jika telah berhenti menyusui lama, mungkin akan dibutuhkan waktu yang lama pula untuk menghasilkan ASI kembali atau meningkatkan produksinya.
5. Relaktasi lebih mudah jika bayi sangat muda (kurang dari 3 bulan), daripada jika bayi berumur lebih dari 6 bulan. Namun, relaktasi dimungkinkan pada usia berapa saja.
6. Relaktasi lebih mudah jika bayi baru saja berhenti menyusu dibandingkan dengan bayi yang sudah lebih lama berhenti menyusu. Namun, relaktasi dimungkinkan kapan saja.
7. Pastikan posisi dan pelekatan menyusui sudah benar dan nyaman.
 8. Jika bayi menolak mengisap payudara yang ’kosong’, ibu dapat memberikan susu (formula atau ASIP) melalui pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana sisi yang satu lagi di tempelkan pada payudara. Ibu dapat mengontrol pengalirancairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saat bayi menyusu pada payudara ibu. Metode drip drop dengan menggunakan pipet yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan.
9. Terus pantau jumlah BAK harian bayi (setidaknya 6 kali) dan juga kenaikan berat badan bayi yaitu sekurangnya 500 gram dalam sebulan.
 
Sumber:
supportbreastfeeding.wordpress.com/2010/01/26/relaktasi-bila-ibu-ingin-memberi-asi-yang-sempat-terhenti/
http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=2012220101423

http://aimi-asi.org/panduan-relaktasi/

http://kultwit.aimi-asi.org/2012/08/relaktasi-2/

http://health.kompas.com/read/2012/11/14/10240830/Relaktasi.Agar.Bayi.Mau.Menyusu.Lagi
""