By Ratna Wahyu Kartika Sari and 2 others
Bingung puting menjadi salah satu langganan kasus yang ditemukan oleh konselor laktasi AIMI di lapangan. Jika sudah terjadi, butuh proses dan ketekunan untuk bisa menyembuhkannya. Sepanjang pemngamatan AIMI, masih banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami apa itu bingung puting. Mayoritas orang tua hanya tahu bahwa bingung puting adalah kondisi dimana bayi menolak menyusu langsung pada ibunya. Padahal, bingung puting tidak hanya itu. Berikut berbagai hal yang harus dipahami tentang fenomena bingung puting.
Fakta I: Apakah bingung puting selalu identik dengan bayi menolak menyusu pada payudara?
Bingung puting bisa dibedakan atas dua tipe yaitu :
* Menolak payudara ibu
* Berkurangnya hisapan pada payudara ibu karena terbiasa menggunakan dot.
Bingung puting tipe yang pertama, yaitu menolak payudara ibu, tidak sering terjadi pada bayi. Bayi tetap membutuhkan ibu untuk kenyamanan, sehingga tidak menolak payudara ibu. Ada seorang klien dari konselor AIMI Mbak Ika Isnaeni yang anaknya bingung puting karena menolak payudara ibu. Lahir secara cesarian dengan tali lidah pendek. Sejak awal di kenalkan dot dari rumah sakit, dan di rumah di beri empeng. Setelah 2 minggu relaktasi berjalan, dan secara pelan bayi mulai menghisap payudara ibu. Padahal di usia 2 minggu bayi benar-benar menolak payudara ibu!
Bingung puting tipe yang kedua, ini yang sering terjadi di masyarakat. Bayi tidak menolak payudara ibu, tapi bayi mengurangi reflek hisapan pada payudara ibu. Di sini kita perlu memahami cara kerja bayi menyusu pada payudara. Ini penting supaya kita bisa mendapat pemahaman utuh. Bingung puting adalah keadaan dimana bayi memilih untuk menggunakan botol dan dot karena cara kerja meminum ASI dari botol dan dot dan payudara berbeda. Melalui botol dan dot bayi tidak harus suckling melainkan hanya sucking. Sedangkan pada payudara bayi harus menggunakan lidahnya untuk merangsang keluarnya ASI. Sedangkan pada botol dan dot bayi hanya menyedot dan aliran ASIP sudah keluar dengan derasnya.
Ketika bayi menyusu diperlukan posisi dan pelekatan yg baik sehingga bayi bisa mengeluarkan ASI dengan maksimal. Ini mendasar namun seringkali terlupakan. Pelekatan mulut bayi yang baik ke payudara, perhatikan: sebagian besar areola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi, mulut bayi terbuka lebar, bibir bayi memble keluar, dagu menempel pada payudara dan pipi bayi membulat (tidak cekung). Ini adalah tanda-tanda pelekatan baik.
Membutuhkan mulut yang terbuka lebar untuk menyusu dengan baik dan ini tidak terjadi pada bayi yang menggunakan dot. Inilah salah satu penyebab bingung puting. Dagu yang menempel pada payudara juga berfungsi untuk bantu ‘memerah’ ASI yang lagi lagi mekanisme ini tidak terjadi jika bayi minum menggunakan dot. Perhatikan mulut bayi yang minum dari dot; dengan ‘mencucu’ bayi sudah bisa mendapatkan isinya. Bahkan dot pun ketika kita balikkan bisa meneteskan isinya. Jadi cara kerja yang beda ketika menyusu pada payudara dan minum dari botol juga membentuk pola kebiasaan buat bayi. Ini juga yang kita sering lupa
Rata-rata, di beberapa kasus, hasil perahan berkurang pada usia 3-4 minggu penggunaan botol. Di sini ibu mulai panik. Sistem ASI kejar tayang pun mulai terjadi.
Fakta II: Bingung puting terjadi hanya pada bayi yang baru lahir dan tidak terjadi pada bayi yang sudah besar karena sudah memiliki memori menyusui yang baik
Fakta di lapangan tidaklah demikian. Bingung puting dapat terjadi baik pada bayi baru lahir maupun pada bayi yang lebih besar. Pemberian dot sebelum bayi mengenal payudara memang bisa membuat bayi bingung puting atau mengalami kesulitan ketika belajar menyusu langsung pada ibunya. Hal ini juga dapat terjadi di bayi yang sudah lama menyusui. Seorang konselor pernah berbagi pengalamanmengenai kasus bayi bingung puting padahal bayinya sudah berusia 7 bulan dan sudah minum ASIP denga dot sejak usianya 3 bulan karena ibunya harus bekerja.Jika ibunya di rumah, si bayi menyusu langsung pada ibunya tanpa kendala. Namun tiba-tiba, si bayi menolak menyusu pada ibunya lagi. Setelah dicari tahu ternyata ibunya baru pergi meninggalkan bayinya karena tugas keluar kota selama 5 hari. Selama ibunya pergi, si bayi harus minum ASIP dari dot selama 24 jam. Akhirnya ketika ibunya kembali, dia menolak puting ibunya. Bayi menolak bisa jadi karena dia sudah mendapatkan kenyamanan menghisap dari dot sehingga merasa tidak lagi membutuhkan menyusu langsung pada ibunya. Dalam kasus ini, penggunaan dot juag dapat berpotensi mengurangi bonding antara ibu dengan bayi.
Fakta III: dot yang menyerupai puting ibu dapat mencegah bingung puting
Banyak ibu bertanya adakah dot yang menyerupaipayudara ibu dapat mencegah bingung puting.. Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun dot yang menyerupai payudara ibu. Bentuk dot yang ada saat ini memudahkan susu menetes tanpa bayi harus berusaha menghisap. Masalah muncul ketika bayi merasa harus “bekerja keras” menghisap payudara ibu agar ASI dapat keluar. Sementara bayi sudah terbiasa dengan aliran susu dari dot. Bayi biasanya akan kesal dan menolak untuk menyusu langsung. Beberapa akibat juga mempengaruhi si ibu sendiri seperti payudara bengkak dan berkurangnya ASI. Pada sebagian bayi memang tidak tampak bingung puting, namun harus disadari bahwa setiap bayi berbeda. Ada bayi yang setelah beberapa waktu menggunakan dot baru terkena bingung puting, namun ada juga yang langsung terkena dampaknya.
Sumber:
http://jateng.aimi-asi.org/2011/12/jangan-tergoda-dengan-botol-dan-dot/
http://kultwit.aimi-asi.org/2012/08/bingung-puting-akibat-botol-dan-dot/
http://kultwit.aimi-asi.org/2012/01/qa-tanda-tanda-bingung-puting/
http://aimi-asi.org/2012/02/bayimu-menolak-menyusu-itu-bukan-jalan-buntu/
http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=201057102916
""
Tidak ada komentar:
Posting Komentar