By Linda Widya Retna Ningtyas and 3 others
1. MITOS: Busui tidak boleh makan cabai/sambal karena nanti anaknya diare
FAKTA: tidak semua bayi sensitif terhadap capsaicin,zat yang terdapat dalam cabai. Silakan makan pedas dalam jumlah yang wajar dan amati reaksi bayi. Silakan baca dokumen tentang makanan dan minuman ibu menyusui.
2. MITOS : Busui tidak boleh makan cabai/sambal karena biji cabe akan keluar lewat feses bayi
FAKTA : bentuk feses bayi ASI memang teksturnyaterkadang seperti biji cabai ini bukan karena ibu makan pedas/sambal/cabai. Silakan baca dokumen tentang BAB bayi.
3. MITOS: Tiap mau menyusui harus minum yang hangat-hangat agar ASI juga hangat.
FAKTA: suhu ASI selalu mengikuti suhu tubuh ibu. ASI dalam payudara umumnya bersuhu 37-38 derajat Celcius terlepas apapun yang ibu konsumsi.
4. MITOS : Busui tidak boleh minum dingin/es agar bayi tidak pilek
FAKTA : pilek bisa terjadi karena paparan virus dari lingkungan, bukan karena apa yang dikonsumsi oleh ibunya.
5. MITOS: ASI pagi hari itu basi jadi harus diperah dulu dan dibuang baru boleh menyusui bayi.
FAKTA: ASI kapanpun selalu dalam kondisi yang baik dan siap disajikan untuk bayi.
6. MITOS: Kalau sudah berhubungan suami istri, kualitas ASI tidak akan baik bagi bayi.
FAKTA: ibu bisa tetap berhubungan badan dengan suami. Berhubungan badan bisa meningkatkan hormone oksitosin dan memperlancar ASI.
7. MITOS: Ibu yang putingnya belah tidak boleh menyusui karena jika menyusui maka bayinya akan meninggal dunia
FAKTA: Puting belah sebagaimana bentuk puting yang lain tetap dapat menyusui karena bayi tidak menyusu pada puting tetapi menyusu pada payudara dengan mengikutsertakan areola. Sejauh ini belum ada laporan ilmiah tentang adanya bayi yang meninggal setelah menyusu pada ibu yang putingnya terbelah.
8. MITOS: menyusui membuat payudara ibu menjadi kendur atau berubah bentuk
FAKTA: kehamilan serta usia yang merubah bentuk payudara, bukan menyusui
9. MITOS: Seorang wanita yang telah melakukan operasi pembesaran payudara tidak dapat menyusui.
FAKTA: Banyak ibu yang melakukan operasi pembesaran payudara dan tetap menyusui. Tidak ada bukti nyata bahwa menyusui dengan payudara dengan silikon dapat membahayakan bayi. Operasi pembesaran payudara biasanya dilakukan lewat areola. Walau begitu, ibu yang pernah menjalankan operasi ini biasanya memiliki produksi ASI yang cenderung sedikit, sama dengan ibu yang menjalankan operasi apapun yang melalui areola.
10. MITOS: Payudara sebelah kanan adalah nasi, payudara kiri adalah lauknya. Jadi menyusu harus di kedua payudara agar lengkap makanan bagi si bayi.
FAKTA: Isi payudara kanan dan kiri sama saja kok, foremilk dan hindmilk . Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga “habis”, bila masih kurang baru tawarkan payudara satunya agar dia mendapatkan foremilk dan hindmilk yang seimbang. Cek juga dokumen grup tentang foremilk dan hindmilk.
11. MITOS: Payudara sebelah kanan adalah makan, payudara kiri adalah minumnya. Jadi menyusu harus di kedua payudara agar lengkap makanan bagi si bayi.
FAKTA : Isi payudara kanan dan kiri sama saja kok, foremilk dan hindmilk . Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga “habis”, bila masih kurang baru tawarkan payudara satunya agar dia mendapatkan foremilk dan hindmilk yang seimbang. Cek juga dokumen grup tentang foremilk dan hindmilk.
12. MITOS: Ibu dengan ukuran payudara yang kecil tidak bisa memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya.
FAKTA: Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan produksi. Apapun ukuran payudara ibu, ASI akan selalu cukup untuk bayi jika ibunya rajin menyusui/memerah dan selalu berpikir positif. Besar/kecilnya payudara pada dasarnya tergantungdari jaringan lemak di dalam payudara.
13. MITOS: Kalau ibu keluar rumah ASI harus dibuang dulu sebelum menyusui lagi. Jika tidak nanti bayinya masuk angin.
FAKTA: ASI dalam payudara selalu dalam kondisi baik dan siap disajikan untuk bayi.
14. MITOS: Payudara harus digoyang-goyangkan dulu sebelum menyusui agar ASI tercampur dengan baik
FAKTA: ASI selalu terdiri dari foremilk dan hindmilk, keduanya keluar bergantian. Jika waktu menyusui cukup dan si kecil menghabiskan satu payudara hingga tertidur atau kenyang maka dia akan mendapatkan keduanya. Silakan cek dokumen tentang foremilk dan hindmilk.
15. MITOS: Ibu menyusui harus banyak makan agar ASI-nya banyak.
FAKTA: kuantitas ASI tidak ditentukan oleh berapa banyak makan ibu, tetapi oleh demand/kebutuhan bayi. Ibu harus menyusui sesuai dengan kehendak bayi dan harus selalu berpikiran positif bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya. Selama ibu menyusui, dia harus makan makanan dengan gizi berimbang agar nutrisi dalam tubuh ibu tidak tekor karena digunakan untuk produksi ASI. Silakan baca dokumen tentang makanan dan minuman ibu menyusui
16. MITOS: ASI jangan sampai kena alat kelamin bayi karena bisa mengakibatkan mandul.
FAKTA: ASI tidak akan menyebabkan kemandulan. Jikapun sampai terkena alat kelamin, cukup bersihkan dengan air.
17. MITOS: Ibu yang sudah mendapatkan haid tidak boleh lagi menyusui karena ASI-nya menjadi amis dan tidak lagi segar.
FAKTA: ibu yang sudah haid tetap menghasilkan ASI yang berkualitas untuk bayinya. Namun penurunan produksi ASI pada ibu yang sedang haid sering terjadi terkait hormonal. Penurunan ini hanya sementara dan akan kembali normal selepas masa haid.
18. MITOS: ASI yang encer berarti kualitasnya tidak baik.
FAKTA: ASI memang terdiri dari dua bagian, yang encer disebut foremilk (ASI awal) yang kaya protein dan laktosa. ASI yang lebih kental disebut hindmilk(ASI akhir) yang kaya lemak. Keduanya penting untuk bayi. Silakan cek dokumen grup tentang foremilk dan hindmilk.
19. MITOS: Ibu menyusui harus minum jamu agar ASI menjadi kental
FAKTA: ASI selalu terdiri dari dua bagian, yang encer dan kaya protein disebut foremilk, sementara yang kental dan kaya lemak disebut hindmilk, terlepas apapun yang dikonsumsi ibu. Silakan cek dokumen tentang foremilk dan hindmilk.
20. MITOS: jika bayi demam ibu menyusui harus makan kelapa hijau untuk menurunkan demam pada bayi.
FAKTA: jika bayi demam segara ukur suhu tubuhnya dengan termometer. Paracetamol boleh diberikan jika suhunya di atas 38 derajat. Demam pada bayi bisa diringankan dengan kompres air hangat, skin to skin, perbanyak asupan ASI, dan berikan pakaian yang tipis.
21. MITOS: ASIP jika disimpan lama akan berubah menjadi darah.
FAKTA: ASIP ya tetap ASI, tidak akan menjadi darah. Lakukan manajemen ASIP yang benar agar ASIP layak konsumsi. Silakan cek dokumen tentang manajemen ASIP.
22. MITOS: ASI yang pertama keluar setelah bayi lahir itu adalah ASI basi karena warnanya kuning, jadi harus dibuang.
FAKTA: ASI yang keluar segera setelah bayi dilahirkanadalah kolostrum yang manfaatnya sangat besar bagi bayi. Silakan aca dokumen tentang Laktogenesis.
23. MITOS : Jika ASI belum atau tidak lancar di hari-hari pertama setelah melahirkan dapat digantikandengan susu formula.
FAKTA : Belum keluarnya ASI pada hari pertama kelahiran adalah sesuatu yang normal. Hari-hari pertama ditandai dengan keluarnya kolostrum dengan jumlah yang kecil tetapi sangat penting untuk antibodi bayi. ASI matang baru keluar 2-3 hari sejak melahirkan. Bayi sendiri secara alami akan tahan selama 2-3 hari sejak lahir tanpa ASI. Sayangnya,banyak ibu menjadi keburu pesimis karena ASI yang tidak langsung keluar itu. Pemberian makanan lain selain ASI meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang belum siap. Silakan baca dokumen tentang Laktogenesis.
24. MITOS: Bayi ASI selalu tampak tidak kenyang dan sulit tidur, sehingga perlu diberi susu formula
FAKTA: Karena ASI begitu mudah dicerna, bayi yang umumnya minum ASI lebih mudah lapar dibanding bayi yang minum susu formula. Sehingga pada minggu-minggu awal setelah kelahirannya bayi akan menyusu setiap 2-3 jam sekali atau bahkan kurang dari itu. Penelitian menujukan bahwa bayi yang diberikan susu formula tidak tidur lebih baik meskipun bayi mungkin tidur lebih lama. Hal ini disebabkan susu formula tidak dapat dicerna dengan cepat, sehingga membuat jarak antara waktu menyusu menjadi lebih panjang sehingga bayi tidur lebih lama.
25. MITOS: ASI bisa kena mata bayi bisa buta.
FAKTA: tidak masalah ASI kena mata bayi, cukup bersihkan dengan kapas yang dicelup air hangat. Tetapi sebaiknya tidak menggunakan ASI sebagai obat tetes mata karena belum teruji secara medis,. Syarat obat tetes mata itu ada dua, harus steril dan pH-nya cocok dengan pH mata. Kalau pH-nya tidak cocok justru bisa merusak kornea mata. Sejauh ini, belum ada bukti ilmiah bahwa ASI bisa menjadi obat tetes mata. Kalau bayi belekan, disarankan untuk dilap dengan kapas yang dicelupkan ke air hangat dan lakukan pemijatan lembut di sekitar area mata. Lakukan observasi selama 1-2 x 24 jam, apabila kondisinya masih sama atau memburuk, harus segera dibawa ke dokter mata.